Berita Banda Aceh

Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Banda Aceh Gelar FGD Internasional tentang Islamophobia

Penelitian ini dibiayai oleh UIN Ar-Raniry tahun anggaran 2025 melalui program LITAPDIMAS Kementeria Agama RI yang dikelola oleh Lembaga Penelitian

|
Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/HO
FGD TENTANG ISLAMOPHOBIA - Tim Peneliti Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang “Islamophobia dan Pendidikan Islam di Asia Tenggara: Strategi Pencegahan dan Penanggulangan di Perguruan Tinggi.”. Kegiatan FGD berlangsung secara virtual Zoom pada Minggu, 9 November 2025, pukul 09.00–12.00 WIB, dan diikuti oleh sejumlah narasumber dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. 

Ringkasan Berita:
  • Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar FGD virtual bertema “Islamophobia dan Pendidikan Islam di Asia Tenggara” dengan peserta akademisi dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
  • Diskusi membahas dampak Islamophobia di kampus serta strategi pencegahan melalui kurikulum inklusif dan dialog antaragama.
  • Hasil FGD akan dirumuskan menjadi rekomendasi dan laporan riset untuk perguruan tinggi se-Asia Tenggara.
 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tim Peneliti Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang “Islamophobia dan Pendidikan Islam di Asia Tenggara: Strategi Pencegahan dan Penanggulangan di Perguruan Tinggi.” 

Penelitian ini dibiayai oleh UIN Ar-Raniry tahun anggaran 2025 melalui program LITAPDIMAS Kementeria Agama RI yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry.

Kegiatan FGD berlangsung secara virtual Zoom pada Minggu, 9 November 2025, pukul 09.00–12.00 WIB, dan diikuti oleh sejumlah narasumber dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Narasumber berasal dari perwakilan universitas yang menjadi objek penelitian, Indonesia diwakili oleh Universitas Islam Negeri (UIN Ar-Raniry), Universitas Abulyatama Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Borobudur Jakarta.

Dari Malaysia diwakili oleh Perwakilan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Universiti Sultan Zainal Abidin (UnisZA) Trengganu dan Universiti Malaysia Tregganu (UMT).

Adapun dari Thailand diwakili oleh Prices of Songkla University di Pathani, Rajabhat University di Yala dan Yayasan Insani Pathani Thailand.

Baca juga: Zohran Mamdani, Islamophobia, dan New York “Baru”

FGD dibuka secara resmi oleh Ketua Tim Peneliti, Dr Saifullah Isri, MA.

Dalam sambutannya ia menyampaikan tujuan dilakukan FGD ini untuk menggali informasi-informasi kontruktif, baik dalam multi perspektif ataupun pengalaman dari para akademisi dan stakeholder terkait tetang fenomena dan dampak Islamophobia terhadap Pendidikan Islam terutama di lingkungan Perguruan Tinggi di Kawasan regional Asia Tenggara.

Fenomena Islamophobia di Lingkungan Perguruan Tinggi memang suda mulai terdampar kendati terjadi secara massif dengan macam-macam betuk, seperti adanya perlakukan diskriminatif, Stigma Sosial, pelecehan verbal dan Fisik bahkan mendapatkan kebijakan yang tidak adil di kampus itu sendiri.

"Oleh karena itu melalui FGD Riset Ilmiah ini kita semua yang terlibat perlu memformulasikan Langkah-langkah strategis untuk penanggulangan dan pencegahan agar Islamophobia tidak menjadi Virus yang menggrogoti Perguruan Tinggi sebagai wadah Ilmiah yang netral dan melahirkan generasi-generasi pemimpin di maisng-masing negara regional Asia Tenggara.

Hari ini kita tidak hanya berdiskusi namun membangun landasan untuk aksi kolektif, sehingga dapat melahirkan rekomendasi kongkret serta dapat diimplementasikan oleh para pimpinan serta pemangku kebijakan di lingkungan Perguruan Tinggi Asia Tenggara," ujar Saiful.

FGD yang dipandu oleh Dr Hazrullah sebagai moderator dan dipimpin sesi diskusi oleh Dr Azhari berjalan dengan intens dan sangat responsive oleh seluruh peserta FGD.

Baca juga: VIDEO Dalang Aksi Islamophobia dan Pembakaran Al Quran Ditemukan Tewas di Hotel Norwegia

Para narasumber dari tiga negara secara terbuka berbagi pengalaman dan analisis mendalam mengenai berbagai bentuk Islamofobia, baik dari aspek intrinsik maupun ekstrinsik bahkan tantangan langsung yang dihadapi sivitas akademika Muslim saat ini.

Ada beberapa kesepakatan awal yang menjadi rekomendasi FGD ini antara lain perlunya kerangka kerja regional tentang toleransi beragama, pengembangan modul kurikulum yang lebih inklusif, serta penguatan dialog antar-pemuka Agama sebagai bagian integral dari kehidupan kampus.

Menutup sesi, Dr. Hazrullah menegaskan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai Islam adalah kunci untuk menghapuskan prasangka yang telah ada sejak lama.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved