Polemik Hilangnya Desa Alue Tingkeum
Bangun Tidur Desa ‘Hilang’, Alue Tingkeum dan Jejak Identitas yang Terhapus Diam-diam
Alue Tingkeum, desa kecil di Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara yang tiba-tiba hilang dari sistem sejak 2006
Ringkasan Berita:
- Alue Tingkeum, desa yang tiba-tiba hilang dari sistem sejak 2006
- Setahun perjanjian damai antara GAM dan RI ditandatangani. Pagi itu Warga Alue Tingkeum Tanpa penjelasan yang jelas, desa mereka tiba-tiba hilang dari data administrasi kependudukan dan pemerintahan.
- Baru-baru ini ratusan warga Gampong Alue Tingkeum menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Aceh Utara untuk menuntut pemerintah mengembalikan status desa mereka
Alue Tingkeum, desa yang tiba-tiba hilang dari sistem sejak 2006, tetap hidup dalam ingatan warganya. Mereka masih memilih keuchik, menjaga tradisi, dan kini menuntut pengakuan resmi. Aksi demonstrasi pun digelar, menuntut keadilan atas identitas yang terhapus. Apa yang sebenarnya terjadi di balik papan nama yang masih berdiri? Berikut Laporan Eksklusif Harian Serambi Indonesia, dikoordinir Yocerizal, bersama tim peliput Jafaruddin, Saiful Bahri, dan Sara Masroni.
SORE itu, Kamis (23/10/2025), langit Lhoksukon diselimuti awan hitam menggantung, seolah turut menyimpan kisah kelabu tentang sebuah gampong (desa) kecil di Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, yang bernama Alue Tingkeum.
Di sebuah meunasah kontruksi beton, seorang pria berkemeja hitam lengan panjang tampak menyapu lantai dengan sapu ijuk. Namanya, Tgk Bukhari, Imam Meunasah Gampong Alue Tingkeum. Bangunan meunasah itu berdiri kokoh di pinggir jalan penghubung antara Gampong Manyang dengan Ulee Tanoh, yang sesekali dilintasi kendaraan roda dua.
Pada bagian pagar persis di depan meunasah, ada papan nama dari beton sejejer dengan pagar bertuliskan ‘Gampong Alue Tingkeum’. Sementara di sampingnya, terdapat lapangan badminton dengan net kusam.
Tak jauh dari sana, berdiri pula sebuah papan nama bertuliskan:
‘Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Kecamatan Lhoksukon - Kantor Kepala Desa Alue Tingkeum, Jalan Cot Girek KM.1, Kode Pos 24382.’
Tulisan itu tampak resmi, lengkap dengan logo Pemerintah Aceh Utara di bagian atasnya, layaknya gampong lain yang diakui negara.
Namun, siapa sangka, papan nama itu menyembunyikan kenyataan getir. Gampong Alue Tingkeum sejatinya sudah tidak memiliki status administratif kependudukan resmi selama hampir dua dekade terakhir.
Meunasah Alue Tingkeum itu sendiri dibangun dua puluh tahun lalu secara swadaya masyarakat, menggantikan dua meunasah kayu sebelumnya yang lapuk dimakan usia. Kala itu, kehidupan berjalan seperti biasa. Ada keuchik, imam, kepala dusun, dan struktur pemerintahan desa yang lengkap.
Tiba-tiba Hilang
Namun segalanya berubah pada tahun 2006, setahun setelah perjanjian damai antara GAM dan Republik Indonesia ditandatangani. Pagi itu menjadi momen yang tak terlupakan bagi warga Alue Tingkeum. Tanpa penjelasan yang jelas, desa mereka tiba-tiba hilang dari data administrasi kependudukan dan pemerintahan.
Sejak itu, desa ini dianggap sebagai dusun di bawah Gampong Manyang. Meski demikian, roda pemerintahan desa tetap berjalan sebagaimana desa-desa lainnya. Ada pemilihan keuchik, musyawarah desa, hingga pengelolaan kegiatan sosial masyarakat.
Pemilihan keuchik terakhir diadakan pada tahun 2019. Saat itu ada dua kandidat yang maju, Sulaiman dan Mus Mulyadi. Sulaiman berhasil meraih suara terbanyak dan warga menyebutnya keuchik, seperti halnya sebelum status desa mereka dicabut.
Kepada Serambi, Sulaiman, mengatakan bahwa Alue Tingkeum awalnya bernama lengkap Seuneubok Alue Tingkeum. Kemudian pada tahun 2006, namanya berubah menjadi Alue Tingkeum, dan statusnya dari desa berubah menjadi dusun. Informasi itu ia peroleh dari keuchik sebelumnya dan dari tokoh masyarakat gampong.
Hal senada juga disampaikan Imam Gampong Alue Tingkeum, Tgk Bukhari. Ia mengatakan bahwa Gampong Alue Tingkeum sudah ada sejak sebelum dia lahir. “Informasi yang membuka gampong ini termasuk kakek saya, dengan cara menebang hutan untuk membuka pemukiman baru,” ungkapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Alue-Tingkeum-dan-Jejak-Identitas-yang-Terhapus-Diam-diam.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.