Breaking News

Normalisasi Krueng Reubee

Dari Malaysia ke Pidie: Jafar Insya Tak Lupakan Kampung Halaman, Krueng Reubee yang Sarat Sejarah

Meski hidup mapan di Malaysia, Jafar Insya lupa kondisi kehidupan masyarakat di kampung halamannya di Reubee, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie.

SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
KRUENG REUBEE - Jafar Insya Reubee bersama Anggota DPRA dari PKB, Munawar AR (Ngoh Wan) dan masyarakat melihat kondisi Krueng Reubee di Kecamatan Delima Pidie, yang kondisinya dipenuhi semak belukar, beberapa hari lalu. Warga setempat berharap sungai ini bisa segera dinormalisasi untuk mencegah musibah banjir. 

Bahkan Irmawan berjanji akan datang lagi ke Pidie pada awal Desember mendatang dengan membawa tim dari Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 (BWS 1).

Pagi ini, Senin (10/11/2025), Jafar Insya Reubee, mengirimkan dua video yang dia rekam sendiri. 

Video pertama memperlihatkan kondisi Krueng Reubee yang telah menyempit dan dipenuhi semak belukar. 

Sementara video kedua, merekam momennya bersama Anggota DPR RI, Irmawan yang berkunjung pada Jumat lalu.

Baca juga: Irmawan Bersama Warga Bahas Irigasi Baro Raya dan Krueng Reubee Pidie, Awal Desember Bawa Tim BWS

Krueng Reubee, Sungai Penuh Sejarah

Bagi Jafar dan kawan-kawannya, juga masyarakat Reubee pada umumnya, Krueng Reubee bukan hanya tentang sungai, tapi lebih daripada itu.

Beberapa literatur menyebutkan, Krueng Reubee sebagai salah satu bukti bahwa Reubee pernah menjadi daerah istimewa pada Masa Kesultanan Aceh Darussalam, khususnya ketika Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda.

Sejarawan Melayu HM Zainuddin dalam karyanya berjudul Singa Aceh menulis, Krueng Reubee merupakan proyek prestisius yang dibangun atas perintah Sultan yang paling terkenal dalam sejarah Aceh ini.

Di Reubee ini pula, terdapat sejumlah situs penting bagi Kesultanan Aceh Darussalam. 

Di antaranya ada makam Tgk Chik Direubee di Gampong Meunasah Raya, dan makam Putroe Tsani di Gampong Reuntoh. 

Tgk Chik Direubee adalah ulama besar yang juga merupakan mertua dari Sultan Iskandar Muda.

Sementara Putroe Tsani merupakan putri Tgk Chik Direubee, yang merupakan permaisuri Sultan Iskandar Muda.

Aktivis Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa), Amarullah Yacob dalam sebuah artikelnya di Serambinews.com menulis dua versi sumber terkait asal-usul Krueng Reubee ini.

Pertama, menurut cerita rakyat, Krueng Reubee berawal dari kisah khalwat (mengasingkan diri) Daeng Mansyur atau masyhur namanya dengan laqab Teungku Syik di Reubee, ulama yang juga mertua Sultan Iskandar Muda.

Setelah beberapa lama mengasingkan diri, Teungku Syik yang berdarah Bugis itu ingin kembali ke Reubee. Sesampai di Keumala, ia beristirahat sejenak sembari melihat air jernih nan dingin yang bersumber dari pegunungan. 

Lalu, timbul hasrat di dalam hati ulama ini agar air di Keumala juga dapat dinikmati oleh masyarakat yang berada di kampungnya. Singkat cerita ia pun bermunajat ke hadirat Allah, lalu dia seret tongkatnya ke tanah hingga sampai ke kampung tempat asal ulama itu bermukim.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved