Lhokseumawe

Tim Peneliti Unimal Serahkan Policy Brief Model Strategi Komunikasi Legislator Perempuan ke PKS

Tim peneliti Universitas Malikussaleh (Unimal) menyerahkan naskah policy brief (dokumen ringkas berisi persoalan yang disertai bukti dan solusi)...

Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Dok Tim Peneliti Unimal 
POLICY BRIEF - Dosen Ilmu komunikasi Unimal Dr Ainol Mardhiah MSi menyerahkan Policy Brief berjudul “Model Strategi Komunikasi Legislator Perempuan Pasca Terpilih dalam Memperkuat Representasi Politik di Kota Lhokseumawe” kepada Ketua DPD PKS Lhokseumawe, Nurbayan MSos. 

 

Ringkasan Berita:
  • Tim peneliti Universitas Malikussaleh menyerahkan policy brief berjudul “Model Strategi Komunikasi Legislator Perempuan Pasca Terpilih” kepada DPD PKS Lhokseumawe, Senin (10/11/2025).
  • Dokumen itu memetakan tantangan dan strategi penguatan representasi politik perempuan di tingkat lokal melalui komunikasi adaptif dan kolaboratif.
  • Penelitian merekomendasikan kaderisasi berkelanjutan, peningkatan peran perempuan di komisi strategis, serta dukungan kelembagaan dan jejaring lintas sektor.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Jafaruddin I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Tim peneliti Universitas Malikussaleh (Unimal) menyerahkan naskah policy brief (dokumen ringkas berisi persoalan yang disertai bukti dan solusi) kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Lhokseumawe, Senin (10/11/2025).

Policy Brief berjudul “Model Strategi Komunikasi Legislator Perempuan Pasca Terpilih dalam Memperkuat Representasi Politik di Kota Lhokseumawe”  diserahkan Dr Ainol Mardhiah MSi (Dosen Ilmu komunikasi Unimal) kepada Ketua DPD PKS Lhokseumawe, Nurbayan MSos.

Anggota tim penelitian tersebut terdiri tiga dosen Ilmu Komunikasi yaitu, Cindenia Puspasari, MSocSc, Dr Anismar MSi dan Dr Ade Muana Husniati MSi.

Ketua Tim Peneliti Dr Ainol Mardhiah kepada Serambinews.com, Senin (10/11/2025), menjelaskan bahwa policy brief ini disusun sebagai kontribusi akademik untuk memperkuat kapasitas legislator perempuan di tingkat lokal.

Menurutnya, kehadiran perempuan dalam parlemen tidak hanya menyangkut jumlah, tetapi juga kualitas peran dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Representasi perempuan perlu dipahami sebagai upaya untuk memastikan suara masyarakat, terutama perempuan, masuk dalam kerangka kebijakan publik.

“Data penelitian menunjukkan masih terdapat hambatan kultural dan struktural yang dihadapi legislator perempuan, sehingga strategi komunikasi politik yang adaptif menjadi sangat penting,” ujar Dr Ainol yang juga Koordinator Prodi Magister Ilmu Komunikasi.

Policy brief tersebut memetakan tiga tantangan utama yang dihadapi legislator perempuan, yaitu budaya patriarki, keterbatasan sumber daya politik, dan minimnya dukungan institusional dari partai.

Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa legislator perempuan di Lhokseumawe mengembangkan strategi komunikasi berbasis komunitas dan dukungan nilai religio-kultural untuk memperkuat penerimaan publik.

Penelitian tersebut juga merekomendasikan beberapa langkah kebijakan untuk memperkuat representasi substantif perempuan.

Baca juga: Lhokseumawe Panas Menyengat, Simak Prediksi Cuaca Sebagian Aceh hingga 13 November

Pertama, partai politik perlu melakukan kaderisasi berkelanjutan melalui pelatihan komunikasi publik, literasi digital, dan kepemimpinan berbasis perempuan.

Kedua, partai perlu memastikan akses legislator perempuan pada komisi dan badan strategis agar memiliki ruang formal dalam proses pengambilan keputusan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved