Bireuen
Ombak Besar Hantam Pesisir Jangka, Puluhan Hektare Tambak Rusak
Pesisir pantai di enam desa Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mengalami abrasi parah dan tertutup pasir akibat hantaman ombak besar..
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Eddy Fitriadi
Ringkasan Berita:
- Pesisir enam desa di Kecamatan Jangka, Bireuen, rusak parah akibat ombak besar yang menutup mulut sungai dan mengganggu aliran air ke tambak.
- Akibatnya, lebih dari 40 hektare tambak udang dan ikan mengalami kerusakan, sementara sawah warga terancam banjir.
- Warga berharap pemerintah segera turun tangan membangun pemecah ombak dan menormalisasi alur sungai.
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Pesisir pantai di enam desa Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mengalami abrasi parah dan tertutup pasir akibat hantaman ombak besar dalam beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut menyebabkan mulut sungai tertutup, aliran air ke tambak terganggu, dan area persawahan terancam banjir.
Warga Desa Alue U, Edi Saputra, kepada Serambinews.com, Rabu (12/11/2025), mengatakan ombak besar menghantam bibir pantai di Desa Alue U, Pante Ranup, Pante Paku, Pante Sukon, Pulo Pineung Meunasah Dua, dan Punjot. Akibatnya, sekitar 100 meter aliran sungai tertutup pasir dan sejumlah pematang tambak udang di dekat alur sungai rusak.
“Dampaknya sangat besar. Sirkulasi air laut ke tambak tidak lancar, sehingga tambak tidak bisa mendapat air asin saat dibutuhkan. Petani sawah juga terancam banjir saat hujan deras karena air tidak dapat mengalir,” ujar Edi.
Ia menjelaskan, masyarakat sudah beberapa kali berupaya menggali mulut sungai secara manual dan bahkan menggunakan alat berat, namun selalu tertutup kembali oleh pasir. “Kerusakan tambak udang dan ikan diperkirakan mencapai lebih dari 40 hektare. Kondisi ini menyulitkan masyarakat untuk mencari nafkah,” tambahnya.
Baca juga: Abrasi Meluas di Jangka-Bireuen, Sirkulasi Air ke Tambak Terganggu, Sawah Terancam Banjir
Edi bersama warga berharap pemerintah daerah dan dinas terkait segera meninjau lokasi dan melakukan penanganan. Menurutnya, diperlukan pembangunan batu pemecah ombak di kawasan mulut kuala agar abrasi tidak terus meluas.
“Setiap musim hujan, petani tambak dan sawah selalu menjadi korban karena genangan air. Kami berharap ada tindakan nyata dari pemerintah untuk memperbaiki tambak dan mengatasi abrasi pantai ini,” pungkasnya.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Mulut-saluran-atau-anak-sungai-di-Alue-U-tertutup-pasir.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.