Cahaya Aceh
Keindahan Sabang tak Pernah Habis
Sabang selalu punya cara untuk membuat siapa saja jatuh cinta. Pulau kecil di ujung barat Indonesia ini tak hanya memikat lewat laut
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: IKL
“Gunung Jaboi itu unik. Di satu sisi kamu bisa menikmati hawa sejuk dan pemandangan hijau, di sisi lain kamu bisa melihat kekuatan bumi yang hidup di bawah kaki kita,” ujarnya.
Menurutnya, Gunung Jaboi sangat potensial dikembangkan sebagai wisata edukasi geologi. “Anak muda bisa belajar tentang gunung berapi sambil menikmati pemandangan laut dari ketinggian. Dari satu titik kamu bisa lihat daratan, laut, dan asap vulkanik luar biasa,” katanya.
Destinasi lain yang wajib dikunjungi, Pantai Sumur Tiga di Ie Meulee, dikenal dengan pasir putih dan pemandangan sunrise menawan. Kemudian Pantai Anoi Itam yang unik karena pasirnya berwarna hitam, hasil dari aktivitas vulkanik masa lalu. Ada juga Pulau Rubiah, yang sering dijuluki “akuarium alam” karena keindahan bawah lautnya yang menakjubkan. Di sini, wisatawan bisa snorkeling dan melihat langsung ribuan ikan tropis di antara terumbu karang yang masih terjaga.
Bagi pecinta sejarah, Sabang memiliki banyak situs peninggalan masa lalu. Benteng dan Bunker Jepang menjadi saksi sejarah Perang Dunia II. Struktur bangunannya yang masih kokoh di tengah hutan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Di sisi lain, Tugu Nol Kilometer Indonesia menjadi simbol geografis yang wajib dikunjungi. Di sinilah titik paling barat Indonesia berada, tempat wisatawan biasanya berfoto sebagai tanda “telah sampai di ujung negeri.”
Tak kalah menarik, ada Air Terjun Pria Laot, tersembunyi di tengah hutan tropis, menghadirkan suasana alami yang menenangkan. Bagi yang suka petualangan ringan, trekking ke air terjun ini menjadi pengalaman tersendiri. Dan di pusat kota, Danau Aneuk Laot menghadirkan keindahan tenang dengan pemandangan pegunungan di sekelilingnya.
“Semua elemen wisata Sabang ini saling melengkapi. Dari bahari, alam, sejarah, hingga kuliner. Sabang itu paket lengkap,” kata Ngohwan.
Perjalanan wisata Sabang tak lengkap tanpa kuliner. Dari sate gurita, ikan bakar, mie jalak, mie sedap, hingga rujak Aceh di Puncak Pulau Klah, semua menyuguhkan cita rasa khas yang menggugah.
“Rasanya beda, karena semuanya dibuat dengan bumbu khas Aceh dan bahan segar dari laut Sabang. Kuliner di sini bukan sekadar makanan, tapi bagian dari cerita wisatanya. Sabang, terima kasih untuk kesempurnaannya, aku akan kembali ke sini,” katanya.
Pariwisata Sabang Terus Tumbuh
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Dedy Yuswadi, AP, mendukung perkembangan sektor pariwisata Sabang yang terus menunjukkan peningkatan dan jadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal, nasional, hingga mancanegara.
“Kita tentu sangat senang melihat geliat sektor pariwisata di Sabang yang terus tumbuh dan menjadi daya tarik utama, bukan hanya bagi wisatawan Aceh, tapi juga dari luar daerah bahkan mancanegara,” ujar Dedy Yuswadi.
Ia menilai, Sabang memiliki pesona alam luar biasa dengan beragam spot wisata yang kini dikelola lebih baik dan semakin diminati masyarakat. Salah satunya adalah Desa Wisata Iboih, yang telah meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lokasi dengan populasi lumba-lumba terbanyak di Indonesia.
“Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dolphin Trip kini menjadi salah satu aktivitas paling digemari di sana,” katanya.
Selain itu, aktivitas snorkeling dan diving di kawasan Iboih dan Pulau Rubiah terus menjadi magnet utama wisatawan karena keindahan bawah lautnya yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Apalagi semakin banyaknya resort dan bungalow tepi pantai yang dikelola secara profesional, memberikan pengalaman berlibur yang nyaman dan berkelas.
| Heri Ahmadi: Destinasi Wisata harus Berlebel Syariat Islam |
|
|---|
| Pasi Sukon di Kota Sigli Pidie, Wisata Pesisir Lama dengan Sentuhan Baru |
|
|---|
| Pantai Batee Puteh Surga Tersembunyi di Kota Naga |
|
|---|
| Kolaborasi Budaya, Aceh Siapkan Lompatan Besar Menuju WBTb 2026 |
|
|---|
| Disbudpar Aceh Gelar Pameran Temporer “Dari Reruntuhan Tumbuh Harapan” di Museum Tsunami |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/ngohwab-131125-a.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.