Berita Banda Aceh
Patriot UI Ungkap Tantangan Sawit di Transmigrasi Aceh Barat, Dorong Diversifikasi ke Nilam
Kegiatan ini berada di bawah koordinasi Ketua Tim Ekspedisi Patriot UI, Dr. rer. nat. Eko Kusratmoko, MS, dosen Departemen Geografi FMIPA UI
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI) Tim 3 Output 2 merampungkan pemetaan komoditas dan riset lapangan di empat gampong kawasan transmigrasi—Karang Hampa, Gunong Pulo, Alue Keumuneng, dan Simpang Teumarom—Aceh Barat untuk menilai kondisi aktual pertanian dan merumuskan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Kegiatan ini berada di bawah koordinasi Ketua Tim Ekspedisi Patriot UI, Dr. rer. nat. Eko Kusratmoko, MS, dosen Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia. Pelaksanaan riset lapangan dipimpin oleh Koordinator Lapangan, Afif Ardiyawan, bersama jajaran anggota Tim 3 Output 2.
Melalui serangkaian Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam dengan petani, pengepul, serta observasi langsung di kebun, tim menemukan bahwa kelapa sawit masih menjadi komoditas utama namun menghadapi berbagai kendala struktural.
Baca juga: UPDATE Seleksi CPNS 2026, Berikut Daftar Instansi Sepi Peminat, Kemenkeu Butuh 300 Tamatan SMA
Akses terhadap pupuk subsidi terbatas, kelembagaan kelompok tani belum berjalan optimal, serangan hama seperti landak dan babi merusak tanaman, serta ketidakjelasan status legalitas lahan membatasi produktivitas petani.
Kondisi jalan produksi yang buruk turut meningkatkan biaya angkut sehingga margin keuntungan semakin tergerus. Di lapangan, suara para petani menggambarkan realitas yang sama.
Ruslan, petani dari Gampong Gunong Pulo, menyampaikan keluhan tentang infrastruktur jalan menuju ke kebun mereka. "Masyarakat di sini rata-rata kebunnya di gunung, jalannya kan jelek. Nah selainnya itu juga minta permohonan bibit, pupuk," katanya.
Baca juga: VIDEO Hamas Kian Kokoh di Gaza, Perluas Kendali di Tengah Keterlambatan Rencana Transisi
Dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com menyebutkan, tim juga menemukan paradoks yang mengemukakan bahwa mayoritas warga transmigrasi memiliki lahan luas, namun akses terhadap modal, pendampingan teknis, dan peluang kerja non-pertanian masih terbatas.
Situasi ini membuat masyarakat bergantung pada pertanian modal rendah yang hasilnya tidak optimal.
Akibatnya, potensi lahan produktif belum sepenuhnya memberikan nilai ekonomi bagi warga transmigran. Sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut, Tim Patriot UI tidak hanya menghimpun data,
tetapi juga melakukan intervensi berbasis pengetahuan.
Dua kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan—Pelatihan Teknik Budidaya Sawit dan Pelatihan Budidaya Nilam Berkelanjutan—yang mencakup pemupukan, pengendalian hama, pemilihan bibit unggul, hingga strategi meningkatkan rendemen hasil panen.
Riset tim menunjukkan bahwa diversifikasi ke komoditas nilam memiliki prospek yang realistis dan potensial. Melalui fasilitasi Tim Patriot UI, masyarakat dan PT Nilam Razma Agro Jayana melakukan kontrak bisnis yang mencapai kesepahaman awal terkait jaminan harga minimum, skema pembiayaan, dan pembangunan fasilitas penyulingan di kawasan transmigrasi.
Irwansyah, perwakilan perusahaan, menyampaikan, nilam itu sebenarnya sudah lama jadi komoditas Aceh. Kendalanya, harga sering turun, jadi masyarakat malas menanam. Kehadiran PT Razma Agro Jayana ini ingin hadir menjadi sebuah solusi.
"Kami menetapkan harga standar Rp1.000.000 per kilogram. Kalau harga pasar turun, kami tetap bayar di harga standar. Kalau harga naik, kami ikutkan sesuai harga pasar," ujarnya.
Baca juga: Tank Israel Tembaki Pasukan Perdamaian UNIFIL di Perbatasan Lebanon Selatan
Sebagai bagian dari riset, tim juga menghasilkan Peta Rantai Nilai Sawit yang memetakan alur harga dari petani hingga pabrik (PT ASN dan PT Sapta). Peta ini menjadi dasar
rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan posisi tawar petani.
Koordinasi teknis dengan Bappeda dan dinas terkait juga dilakukan untuk memastikan integrasi data geospasial dengan RTRW daerah.
Melalui rangkaian riset, pelatihan, dan pemetaan ini, Tim Ekspedisi Patriot UI berupaya memberikan kontribusi nyata bagi percepatan produktivitas kawasan transmigrasi Aceh Barat—membuka jalur baru bagi peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus memperkuat
fondasi keberlanjutan ekonomi jangka panjang.(*)
| Pameran Rumah Aceh Dibuka, Kadisbudpar: Ajang Belajar Sejarah Warisan Aceh |
|
|---|
| Polda Aceh Gelar Operasi Zebra Seulawah 2025, Pengendara Ngebut-Knalpot Brong Jadi Sasaran |
|
|---|
| Mualem Bertemu Presiden Prabowo di Hambalang, Dibalik Persetujuan Perpanjang Dana Otsus |
|
|---|
| Mualem Diminta tak Pakai Aceh Hebat 1 Untuk Pelayaran Krueng Geukuh ke Penang |
|
|---|
| Mualem Tinjau Abrasi Lhok Puuk, 38 Rumah Hilang tanpa Jejak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/PATRIOT-UI.jpg)