Berita Banda Aceh

Jelang Karantina, Agam Inong Aceh Ditempa Karakter di Rindam Mata Ie

Satu per satu mereka berbaris rapi di koridor hijau, mengenakan kaus bertuliskan Pemilihan Agam Inong Aceh 2025.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
Pagi yang teduh di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, membuka langkah para finalis Agam Inong Aceh 2025. Satu per satu mereka berbaris rapi di koridor hijau, mengenakan kaus bertuliskan Pemilihan Agam Inong Aceh 2025. Raut wajah mereka beragam—ada yang tegang, ada yang tersenyum percaya diri—menandai dimulainya sebuah perjalanan baru: pra-karantina Bela Negara. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAAMBINEWS.COM, BANDA ACEH -  Pagi yang teduh di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, membuka langkah para finalis Agam Inong Aceh 2025. 

Satu per satu mereka berbaris rapi di koridor hijau, mengenakan kaus bertuliskan Pemilihan Agam Inong Aceh 2025. 

Raut wajah mereka beragam—ada yang tegang, ada yang tersenyum percaya diri—menandai dimulainya sebuah perjalanan baru: pra-karantina Bela Negara.

Selama dua hari, 22–23 November 2025, para finalis akan menjalani rangkaian latihan fisik, kesamaptaan, pembinaan karakter, hingga penguatan etika kepemimpinan. 

Di bawah arahan instruktur TNI, mereka diperkenalkan pada kedisiplinan yang ketat, ketepatan waktu, serta kemampuan mengelola diri dalam tekanan, aspek yang mungkin tak tampak di panggung pemilihan duta wisata, tetapi justru menjadi fondasi penting bagi representasi Aceh.

“Pendidikan Bela Negara ini tidak hanya soal baris-berbaris. Ini tentang bagaimana mereka mampu memimpin diri, menjaga integritas, dan memahami tanggung jawab sebagai wajah Aceh di mata publik,” ujar Kabid Pemasaran Pariwisata, Akmal Fajar, mewakili Kadisbudpar Aceh.

Baca juga: Agam Inong Aceh Ditunjuk Sebagai Duta Wisata Pendidikan Indonesia 2025

Baginya, peran Agam Inong lebih luas daripada sekadar promotor pariwisata. 

Mereka diharapkan membawa nilai budaya, etika sosial, dan keteguhan karakter yang mencerminkan masyarakat Aceh.

“Peran mereka adalah simbol sopan santun dan nilai-nilai yang kita junjung,” lanjut Akmal.

Di aula terbuka Rindam, para finalis tampak melakukan penghormatan dengan khidmat. 

Di antara barisan itu, tampak perpaduan antara keseriusan dan kebanggaan, seakan menandai kesiapan mereka ditempa.

Ketua Yayasan Agam Inong Aceh, Reyhan Gufriansyah, melihat proses pra-karantina ini sebagai titik penting sebelum para finalis memasuki tahap kompetisi.

“Materi Bela Negara memberikan dampak besar terhadap pembentukan kepribadian dan kedisiplinan mereka. Ini membangun fondasi karakter yang akan mereka bawa ke setiap tahap kompetisi,” ungkap Reyhan.

Baca juga: Geliat Wisata Lamuri: Eksotisme Bukit Lamreh, Kuliner Rakyat dan Jejak Kerajaan Tua

Ia juga berharap proses ini menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara para finalis.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved