Banjir dan Longsor di Aceh
Warga Was-was Terjadi Banjir Badriah Pun Semalaman tak Bisa Tidur, Sejumlah Daerah Mulai Tergenang
Sejak Jumat (21/11/2025), hujan lebat yang tak kunjung berhenti membuat Sebagian Wilayah Aceh Terendam banjir
Ringkasan Berita:
- Sejak Jumat (21/11/2025), hujan lebat yang tak kunjung berhenti membuat Lhokseumawe terendam banjir genangan. Jalan-jalan di Hagu Selatan, Hagu Teungoh, Darussalam, Tumpok Teungoh
- Ayahwa, menginstruksikan seluruh camat agar tetap siaga penuh dan tidak meninggalkan wilayah tugas masing-masing
- Sementara di Aceh Tamiang, luapan air juga merendam hamparan sawah di Kecamatan Bandamulia dan mengancam gagal panen.
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Sejak Jumat (21/11/2025), hujan lebat yang tak kunjung berhenti membuat Lhokseumawe terendam banjir genangan. Jalan-jalan di Hagu Selatan, Hagu Teungoh, Darussalam, Tumpok Teungoh, serta sejumlah desa di Kecamatan Banda Sakti mulai digenangi air hingga 40 centimeter. Setiap jam, air yang naik sedikit demi sedikit membuat warga cemas.
Di tengah malam yang basah dan gelap itu, Badriah, warga Lhokseumawe, bahkan tak bisa memejamkan mata. Suara hujan di atap yang biasanya menenangkan kini terdengar seperti peringatan. Setiap kali angin meniupkan hujan ke dinding rumahnya, ia terbangun, menengok ke luar untuk memastikan air belum masuk.
“Dalam seminggu ini berangsur hujan, tapi dari kemarin hari Jumat pagi hingga Sabtu dini hari hujannya awet. Tadi malam kita sudah was-was apabila hujan tidak berhenti, khawatir air masuk kedalam rumah,” ujarnya kepada Serambi, (Sabtu (22/11/2025).
Kekhawatiran itu menjadi kenyataan menjelang Subuh. Air perlahan merembes masuk ke ruang depan rumahnya. Badriah dan keluarganya buru-buru menyanggah kasur dan barang-barang agar tidak terendam. Di luar, hujan masih turun, langit gelap, dan tak ada tanda-tanda akan cerah. “Matahari tak muncul. Jemuran tak kering, anak-anak susah mau ke sekolah karena masih hujan,” katanya. Badriah pun hanya bisa berharap hujan segera berhenti.
Kecemasan serupa juga dialami warga lain di wilayah berbeda. Di Hagu Tengah, Dias melaporkan bahwa genangan air di depan rumahnya sudah mencapai setengah kaki. Sejak tadi malam, hujan tak berhenti sehingga sebagian teras rumah mulai tergenang.
“Dari Jumat hingga Sabtu hujan terus mengguyur Kota Lhokseumawe. Bahkan belum juga reda sampai saat ini. Saya khawatir kalau debit air yang tergenang terus meningkat sehingga masuk ke dalam rumah,” pungkas Dias.
Sementara itu, di kabupaten tetangga, Aceh Utara, situasi tak jauh berbeda. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan banjir di Gampong Matang Kareung, Kecamatan Baktiya, pada Sabtu (22/11/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. Sedikitnya 37 kepala keluarga (KK) atau sekitar 137 jiwa terdampak genangan air yang merendam permukiman warga.
Informasi yang dihimpun Serambi menyebutkan, banjir terjadi akibat tingginya intensitas hujan yang memicu meluapnya alur buangan air yang tersumbat. Meski tidak menimbulkan kerusakan rumah dalam kategori berat, sedang, maupun ringan, banjir tetap mengganggu aktivitas masyarakat dan membuat kawasan itu terendam.
Akibatnya, tujuh KK atau 32 jiwa, termasuk kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak, terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabat dan tetangga. Data sementara mencatat terdapat 12 lansia dan 62 anak-anak di antara warga terdampak. Tidak ditemukan ibu hamil maupun penyandang disabilitas dalam kejadian ini. Selain itu, tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka.
Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) telah turun ke lokasi sejak pagi untuk melakukan pemantauan, pendataan, dan berkoordinasi dengan aparat gampong serta pihak kecamatan dalam penanganan awal bencana.
Camat Baktiya, Bakhtiar, menyampaikan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat untuk menormalisasi alur pembuangan air yang dipenuhi gambut dan sampah, serta bantuan bahan makanan pokok bagi warga terdampak. “Saluran buangan air saat ini tersumbat oleh gambut dan sampah. Diperlukan segera normalisasi agar air tidak kembali meluap ke permukiman warga,” ujar Bakhtiar.
Pihak kecamatan telah melaporkan kondisi tersebut kepada Bupati Aceh Utara, Kepala Dinas Sosial Aceh Utara, dan Kepala BPBD Aceh Utara untuk mendapatkan arahan serta bantuan lanjutan. Masyarakat diminta tetap waspada mengingat potensi hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi.
Minta Camat Siaga
Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, MM, yang akrab disapa Ayahwa, menginstruksikan seluruh camat agar tetap siaga penuh dan tidak meninggalkan wilayah tugas masing-masing untuk memastikan penanganan cepat bagi masyarakat terdampak cuaca ekstrem.
Instruksi tersebut disampaikan melalui Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Fuad Mukhtar, MSM. Pemerintah daerah meminta seluruh jajaran terkait meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi banjir dan tanah longsor.
“Intensitas hujan yang tinggi membuat pemerintah daerah harus mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi, terutama banjir dan longsor di kecamatan-kecamatan rawan,” ujar Ayahwa, Sabtu (22/11/2025).
Hingga Sabtu malam, hujan deras masih mengguyur sebagian besar wilayah Aceh Utara. Karena itu, Bupati menegaskan agar Kalaksa BPBD dan para camat tetap berada di tempat untuk memantau perkembangan di lapangan. “Ikuti perkembangan situasi di wilayah masing-masing dan segera laporkan setiap perubahan kondisi,” tegas Ayahwa. Ia juga menginstruksikan agar posko siaga bencana diaktifkan selama intensitas hujan masih tinggi.
Pemkab Aceh Utara berharap kerja sama seluruh pemangku kepentingan dapat meminimalkan risiko serta mempercepat penanganan apabila terjadi keadaan darurat. “Kita terus melakukan pemantauan dan meminta masyarakat untuk selalu berhati-hati serta mengikuti imbauan resmi dari BPBD,” tambah politisi Partai Aceh itu.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Aceh Utara, Fuad Mukhtar, mengatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk memantau titik-titik yang berpotensi terjadi bencana. Beberapa kecamatan mulai mengalami kenaikan debit air, meski belum mengganggu aktivitas warga secara signifikan.
Meski demikian, pemerintah mengimbau masyarakat tetap waspada dan segera melapor apabila melihat tanda-tanda bahaya. “Koordinasi antarlembaga sangat penting. Bupati meminta seluruh unsur pemerintahan di tingkat kecamatan dan gampong tanggap terhadap kondisi di lapangan demi memastikan keselamatan warga,” ujar Fuad.
Rendam Dua Kecamatan
Sementara di Kabupaten Aceh Timur, dua kecamatan, yakni Simpang Ulim dan Madat, mulai terendam banjir. Sementara di Aceh Tamiang, luapan air juga merendam hamparan sawah di Kecamatan Bandamulia dan mengancam gagal panen.
Ketua Forum Keuchik Kecamatan Madat, Ismail Budiman, melaporkan bahwa banjir mulai memasuki perkampungan warga sejak pukul 05.00 WIB, Sabtu (22/11/2025). Sejumlah gampong terdampak mengalami ketinggian air antara 50 cm hingga 1 meter.
Gampong yang paling parah terdampak di antaranya Tanjung Menjei dan Paya Naden. Adapun empat gampong lainnya di Kecamatan Madat yang sudah terendam banjir yaitu Matang Sepeng, Pucok Alue Sa, Pucok Alue Dua, dan Kampung Baro. Meskipun air mulai memasuki rumah, warga belum melakukan pengungsian. Mereka memilih tetap bertahan sambil membersihkan parit-parit yang tersumbat agar air cepat mengalir.
Budiman menjelaskan bahwa banjir disebabkan hujan lebat berkepanjangan yang membuat tanggul dan saluran irigasi penuh hingga meluap. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menyebabkan jebolnya tanggul jika hujan tidak mereda. “Saya sudah melaporkan ini kepada BPBD dan Bupati. Kita harus siap siaga, karena jika debit air terus bertambah, warga terpaksa mengungsi,” ujarnya. Hingga sore kemarin, hujan masih mengguyur Kecamatan Madat. Warga mulai menyiapkan langkah darurat jika air kembali naik.
Di Kecamatan Simpang Ulim, Camat Muhammad Yusuf mengonfirmasi bahwa empat gampong di wilayahnya telah terendam sejak malam sebelumnya. “Air sudah memasuki permukiman. Kami melakukan koordinasi lintas gampong untuk memantau kondisi terbaru,” kata dia.
Di Aceh Tamiang, khususnya di Kampung Payarahat, Kecamatan Bandamulia, banjir merendam hamparan sawah dan dipastikan menyebabkan gagal panen. Kondisi ini bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tetapi juga karena saluran air milik perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dinilai tidak lagi layak. “Setiap hujan, air parit perusahaan itu pasti meluap dan turun ke sawah,” ujar seorang warga, Zulkifli Raja.
Meski warga telah melaporkan kondisi tersebut kepada pihak perusahaan, termasuk kepada manajernya, namun hingga kini belum ada tindakan nyata. Sikap pasif ini mulai memicu kekesalan warga karena genangan air terus merusak tanaman. Zulkifli berharap perusahaan segera memperbaiki saluran parit agar banjir tidak lagi menghantui para petani. Tahun ini, kejadian luapan parit sudah terjadi tiga kali dan semuanya berujung pada matinya tanaman.
Kecamatan Bandamulia dikenal sebagai salah satu sentra pertanian Aceh Tamiang. Daerah ini juga baru ditetapkan sebagai kawasan sentra bawang merah dengan sepuluh kampung percontohan masing-masing seluas dua hektare.(zak/jaf/al/mad)
Banjir dan Longsor di Aceh
Musibah Banjir
Musibah Longsor
Berita Aceh Timur
Berita Aceh Tamiang
Berita Aceh Utara
Sejumlah Daerah Mulai Tergenang Banjir
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Serambinews
| Buka Turnamen Voli DPC PKB Abdya Cup I, Wabup Zaman Akli: Bukti Nyata Pengembangan Olahraga |
|
|---|
| Balai Bahasa Provinsi Aceh Gelar Festival, Ini Bidang yang Dilombakan |
|
|---|
| 2 Siswa SMAN Modal Bangsa Raih Prestasi Gemilang di FLS3N Nasional 2025 di IKJ |
|
|---|
| Sekolah Keluarga Blang Mee Bahas Ketahanan Pangan, Gizi, Ibu-Ibu Antusias Ikut Pertemuan di Paya Nie |
|
|---|
| SAM Airlines Segera Mengudara, Tahap Pengurusan izin, Akan Layani Penerbangan Umrah Aceh-Arab Saudi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Sejumlah-Daerah-Mulai-Tergenang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.