Berita Bireuen

UIA Ikut Muktamar APSEII, Ini Pembahasannya

Usai kegiatan tersebut dilanjutkan dilanjutkan dengan Sidang Muktamar yang fokus pada pembahasan perubahan AD/ART

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/HO 
Muktamar – Utusan UIA, Paya Lipah Peusangan Bireuen, Rabu (12/11/2025) mengikuti muktamar APSEII pertemuan berlangsung di Auditorium Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 

Usai kegiatan tersebut dilanjutkan dilanjutkan dengan Sidang Muktamar yang fokus pada pembahasan perubahan AD/ART 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Assosiasi Program Studi Ekonomi Islam Indonesia (APSEII) beberapa waktu lalu menggelar Muktamar, pertemuan berlangsung Rabu (12/11/2025) di Auditorium Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 

Dalam pertemuan tersebut Universitas Islam Aceh (UIA) Peusangan Bireuen juga ikut serta diwakili Ketua Prodi Ekonomi Syariah UIA, Aulia Fitri SKom MM. 

Muktamar  dengan agenda International Collaboration Conference on Islamic Economics (ICCEIS) 2025 yang mengusung tema relevan, “Rebuilding Islamic Economics for Sustainable Development, menyusun Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
serta pemilihan Ketua Umum periode baru.

Aulia Fitri kepada Serambinews.com, Sabtu (22/11/2025) malam mengatakan, rangkaian kegiatan muktamar diawali dengan International Collaboration Conference on Islamic Economics (ICCEIS) 2025 yang mengusung tema relevan, “Rebuilding Islamic Economics for Sustainable Development.” 

Usai kegiatan tersebut dilanjutkan dilanjutkan dengan Sidang Muktamar yang fokus pada pembahasan perubahan AD/ART serta pemilihan Ketua Umum periode baru. 

Muktamar juga memasukkan aspek pengabdian masyarakat melalui agenda International Community Services yang membahas pentingnya edukasi ekonomi Islam dalam keluarga Muslim.

Dalam sesi ICCEIS 2025 katanya,  Prof Dr Raditya Sukmana SE MA  guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, menyoroti urgensi kurikulum ekonomi Islam yang adaptif terhadap dinamika global, termasuk fintech syariah, industri halal, dan integrasi teknologi
digital. 

Dr Raditya berharap pendidikan ekonomi Islam harus bertransformasi agar relevan dengan tantangan di era global. 

“Adanya kegiatan seminar internasional ini sudah menjadi waktunya kita mengadopsi hal-hal penting terkait tren halal yang juga bisa menjadi salah satu penguatan riset dan penambahan bobot akademik kita di Indonesia kedepannya,” papar Prof. Raditya, yang dikenal sebagai
periset terkemuka di bidang wakaf sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat.

Kehadiran perwakilan akademik internasional tambahnya, semakin memperkuat visi APSEII, di mana hari kedua dilanjutkan dengan workshop kurikulum nasional ekonomi Islam dan review kurikulum bersama Prof. Asad Zaman dari Akhuwat University, Lahore, Pakistan. 

Aulia Fitri menambahkan, rangkaian kegiatan muktamar APSEII terbilang padat dan juga menarik. 

Selain memperkuat jejaring akademik dan riset, dalam kesempatan tersebut seluruh anggota dari APSEII juga menggelar penandatanganan kerja sama berupa Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementing Agreement (IA) dengan Akhuwat University,” sebut Aulia Fitri.

Momen krusial muktamar katanya  adalah tercapainya kesepakatan kolektif antar-prodi ekonomi syariah se-Indonesia terkait profil lulusan, Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), dan Mata Kuliah Wajib yang harus diimplementasikan di setiap program studi. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved