Advetorial

Perpustakaan Aceh, Setiap Lantainya Penuh Pesona

Perpustakaan Aceh yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), telah menjelma bukan saja sebagai layanan perpustakaan modern

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: IKL
IST
LESEHAN - Sebagian pemustaka menjadikan ruang baca lesehan di Perpustakaan Aceh sebagai tempat favorit untuk membaca buku atau diskusi kelompok. 

SERAMBINEWS.COM,BANDA ACEH - Perpustakaan Aceh yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), telah menjelma bukan saja sebagai layanan perpustakaan modern, tetapi juga tempat rekreasi edukatif yang menyenangkan bagi berbagai lapis usia.

Setiap harinya 800— 1.200 pemustaka mendatangi perpustakaan megah ini untuk membaca atau meminjam buku. Ada pula yang datang untuk mengetik tugas kuliah atau diskusi kelompok.

Wifi gratis di setiap lantai memudahkan pengunjung mengakses referensi apa pun yang diperlukan. Sekretaris DPKA, Dr. Zulkifli, S.Pd,. M.Pd., menguraikan kepada Serambi, Rabu (19/11/2025) keunggulan dan kekhasan setiap lantai di Perpustakaan Aceh yang juga dijuluki “Mal Baca” tersebut.

Di lantai 1 Gedung DPKA ini terdapat ruang baca untuk kaum difabel. Ada juga ruang deposit naskah-naskah kuno dan pelestarian bahan pustaka. Di ruang ini pula disimpan koleksi skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, hanya bisa baca di tempat, tak boleh dibawa pulang.

Di lantai ini pula pengunjung dilayani untuk mendaftar sebagai calon pemustaka. Di sini juga tempat pemustaka mengurus surat bebas perpustakaan saat hendak tamat kuliah atau sekolah. Hanya satu-dua jam, suratnya selesai.

Lantai 2 Di lantai dua gedung ini terdapat Ruang Layanan Anak. Selain tersedia ratusan judul buku sesuai usia anak, di sini juga disediakan alat permainan edukatif (APE) dalam (indoor). Di antaranya lego, balok, dan berbagai alat peraga lainnya.

Di ruangan ini juga sering dilaksanakan kegiatan edukasi untuk anak, di antaranya storytelling, mendongeng, dan mewarnai. Orang tua diperkenankan menemani anaknya saat membaca buku atau mewanai, juga pada saat bermain dengan aneka permainan edukatif dan ramah anak.

Tak jauh dari Ruang Baca Anak juga disediakan ruang laktasi, sehingga ibu menyusui yang menemani anaknya membaca bisa berpindah sejenak ke ruang laktasi untuk menyusui bayinya.

Di lantai dua inilah ratusan ribu buku disimpan di Layanan Perpustakaan Umum dan bebas dibaca atau dipinjam dalam batas waktu tertentu oleh pemustaka. Selain memiliki puluhan ribu buku fisik, DPKA juga menyediakan buku digital atau e-book yang dapat diakses melalui aplikasi iPustakaAceh sejak akhir 2018.

“Dengan adanya e-book, pemustaka tidak harus datang ke pustaka untuk meminjam buku. Mereka bisa mengaksesnya dari mana saja,” ujar Zulkifli. Terkait buku digital ini, setiap tahun DPKA menambah sekitar 300 judul, bekerja sama dengan dua vendor yang berbasis di Jakarta.

Sedangkan untuk koleksi buku baru di Layanan Perpustakaan Umum setiap tahun ditambah DPKA sektar 500 judul. Di lantai 2 ini juga tersedia Ruang Layaanan Buku-Buku Agama.

Tujuannya, untuk memudahkan pemustaka fokus mendapatkan berbagai referensi terkait isu keagamaan. Bukan saja buku-buku tentang keislaman, buku tentang agama lain pun ada. Masih di lantai 2, terdapat sejumlah ruang baca terbuat dari kaca yang lebih privasi sifatnya.

Pemustaka yang ingin menyendiri—tak ingin terusik oleh suara orang lain—bisa memanfaatkan ruangan ini untuk membaca, sehingga dapat lebih konsentrasi.

Di lantai 2 ini juga terdapat ruang meeting untuk kapasitas 60 orang. Lengkap dengan mik, AC, dan smart tv. Ruang ini paling sering dipakai gratis oleh sejumlah komunitas literasi di Banda Aceh dan Aceh Besar—di antaranya Forum Aceh Menulis (FAMe) dan Forum Lingkar Pena (FLP)—setelah mengajukan surat permohonan pinjam pakai kepala Kepala DPKA.

Lantai 3 Di lantai 3 gedung megah ini terdapat buku-buku bernuansa daerah, ada sekitar 500 judul.

Semuanya tentang Aceh, meski penulisnya tidak semua orang Aceh. Fasilitas lain yang sangat spesifik di ruangan ini adalah terdapat Ruang IT, berisi 50 unit komputer siap pakai.

Pemustaka bebas mengunduh bahan bacaan yang dia butuhkan di tempat ini, termasuk untuk mengetik tugas dari sekolah atau kampus.

Ruangan ini pun full wifi, juga full AC. Di lantai 3 ini juga terdapat teater mini dengan kapasitas 75 tempat duduk.

Pemustaka yang datang atau visit berkelompok, seelah keliling ke berbagai ruangan yang terdapat di Layanan Perpustakaan Aceh, biasanya akan berakhir di ruang teater ini.

Kepada mereka disuguhi film-film edukatif yang menginspirasi. Melengkapi aspek rekreatif sambil baca buku, di lantai 3 ini juga tersedia sejumlah gazebo yang berfungsi sebagai tempat baca outdoor.

Dari tempat ini pemustaka dapat menikmati view Krueng Aceh dan sebagian pemandangan Kota Banda Aceh. Di lantai 3 ini juga terdapat Ruang Baca Remaja. Pengunjung bisa baca buku sambil lesehan dan disediakan sejumlah meja oshin (meja bundar yang tingginya sekitar 40 cm).

Lantai 4 Di lantai 4 terdapat aula DPKA yang luas, mampu menampung 600 orang. Di sinilah bisanya DPKA membuat kegiatan-kegiatan berskala besar, misalnya Pemilihan Raja dan Ratu Baca Aceh.

Di sebelah kiri aula terdapat kafetaria yang juga berfungsi sebagai tempat baca outdoor, lengkap dengan kursi dan meja bulat, dinaungi payung mirip suasana di pantai. Di setiap lantai Mal Baca ini terdapat jaringan wifi, AC sentral, dan toilet.

Tersedia pula lift dari basement hingga ke lantai 4. Basement-nya mampu menampung sekitar 40 mobil dan hampir 1.000 sepeda motor. Sejak dari basement tersedia jaringan wifi dan ada space khusus untuk parkir kendaraan difabel.

“Pokoknya, suasana mal benar-benar terasa di Mal Baca ini. Dalam sehari tak kurang dari 1.200 pemustaka yang memanfaatkan berbagai fasilitas pemerintah di gedung ini. Lega rasaanya, karena setiap rupiah anggaran pemerintah yang keluar, benar-benar terasa manfaatnya di Mal Baca ini,” demikian Zulkifli. (*)

 

Unduh versi PDF yang dimuat Harian Serambi Indonesia di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved