Berita Nasional

Polisi Tewaskan Driver Ojol, Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos

Seorang peserta demo meninggal setelah tertabrak kendaraan taktis Brimob di dekat gedung DPR.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Firdha Ustin
Instagram
RIP INDONESIA DEMOCRACY-Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permintaan maaf atas insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri yang menewaskan seorang pengemudi ojek online setelah aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8/2025) malam.

Baca juga: Driver Ojol Dilindas Mobil Taktis Brimob Saat Demo, Hembuskan Napas Terakhir Ketika Antar Pesanan

 Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut sangat disesalkan.

"Saya menyesali terhadap peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya," ujar Sigit dikutip via Kompas.com.

Tujuh anggota kepolisian yang terlibat dalam insiden tersebut diketahui berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

Saat ini mereka sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan internal di Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri serta Propam Mako Brimob.

“Dan pemeriksaannya dilaksanakan di Kwitang karena anggota tersebut satuannya adalah Brimob Polda Metro Jaya. Jadi saat ini tujuh orang tersebut sudah diamankan dan dilakukan pemeriksaan,” ujar Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis malam.

Namun, Abdul menjelaskan bahwa pihaknya masih belum dapat memastikan peran masing-masing anggota yang terlibat karena proses pendalaman masih berlangsung.

Baca juga: Rantis Brimob Lindas Ojol hingga Tewas, Kapolri Minta Maaf Perintahkan Propam Usut Tuntas

"Kita masih dalami perannya, dalam rangka pemeriksaan. Belum tau siapa yang menyetir, tapi yang jelas tujuh orang ini ada dalam satu kendaraan," kata dia.

Ia menegaskan, seluruh tahapan penanganan kasus akan dilakukan secara cepat dan transparan.

Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan unsur eksternal, yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), untuk ikut serta dalam proses pemeriksaan.

" Kami sudah meminta Kompolnas untuk melibatkan diri dalam proses pemeriksaan," tambah dia.

Namun, permintaan maaf itu tidak meredakan amarah publik.

 Sejumlah kelompok mahasiswa, buruh, dan aktivis HAM menilai insiden ini sebagai bukti semakin bengkoknya demokrasi di Indonesia.

Gelombang protes yang kini merebak bukan hanya soal insiden Affan.

Baca juga: Detik-detik Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Taktis Brimob di Pejompongan

Tuntutan Demo 28 Agustus 2025

Sebelumnya para demonstranmembawa 10 tuntutan utama, yakni sebagai berikut:

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved