Berita Internasional

Gelombang Demo Pecah di Perancis Usai Presiden Macron Latik PM Baru, 300 Orang Ditangkap

Setelah pelantikannya, para pengunjuk rasa turun ke jalan, membakar barikade dan bentrok dengan polisi pada hari Rabu. Mereka menentang...

Editor: Nurul Hayati
Twitter
ILUSTRASI - Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar pria tak dikenal. Gelombang demo pecah di sejumlah kota di Perancis setelah Presiden Emmanuel Macron melantik Perdana Menteri (PM) yang baru serta melakukan pemotongan anggaran. 

Presiden Prancis Emmanuel Macron memilih Sebastien Lecornu sebagai perdana menteri kelimanya dalam dua tahun terakhir.

Sebastien Lecornu menggantikan Francois Bayrou yang digulingkan dalam pemungutan suara di parlemen pada hari Senin (7/9/2025).

 Francois Bayrou pada hari itu mengajukan rencana pemotongan anggaran hingga €44 miliar (sekitar Rp774,4 triliun), didukung oleh 194 suara dan ditolak oleh 364 suara di parlemen.

Sebelumnya, Bayrou mengatakan pemotongan anggaran itu diperlukan untuk mengurangi utang nasional Prancis.

Sebastien Lecornu menyampaikan pidato singkat setelah pelantikannya dengan mengatakan, "Pemerintah perlu lebih kreatif, terkadang lebih teknis, lebih serius dalam cara kerja dengan oposisi."

Selain itu, ia mengingatkan bahwa kadang perpecahan tidak bisa dihindari.

Ia yang sebelumnya pernah menjadi menteri pertahanan, menghadapi tantangan bagaimana mengarahkan anggaran 2026 yang efisien melalui parlemen karena utang nasional yang besar.

 Prancis mengalami defisit 5,8 persen pada tahun 2024 dari PDB.

Partai-partai umumnya setuju untuk mengurangi defisit, namun belum menyepakati caranya.

Setelah dilantik, Sebastien Lecornu harus mengirim rancangan anggaran 2026 ke parlemen, paling lambat 7 Oktober 2025.

Ia harus berusaha keras untuk mendapat dukungan parlemen dan meloloskan anggaran 2026, lapor Reuters.

Protes di Prancis
Gelombang protes besar melanda berbagai kota di Prancis dalam gerakan “Block Everything”, tak lama setelah pelantikan perdana menteri baru Sebastien Lecornu.

Setelah pelantikannya, para pengunjuk rasa turun ke jalan, membakar barikade dan bentrok dengan polisi pada hari Rabu.

Mereka menentang pemerintahan Macron, elite politik dan rencana pemotongan anggaran.

Polisi anti huru hara di Paris menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved