Breaking News

Nasib Nepal Tanpa Pemimpin Usai Demo Ricuh, Wanita Ini Jadi Kandidat Kuat PM Sementara

Juru bicara militer Nepal, Raja Ram Basnet, mengatakan bahwa pembicaraan awal dengan demonstran telah dimulai dan akan terus berlanjut.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar X/@chandangoopta
GEDUNG DIBAKAR- Demonstrasi di Nepal, sejumlah gedung dibakar termasuk gedung Parlemen Nepal. Demonstrasi di Nepal merebak dengan cepat dalam hitungan hari. Sebanyak 23 orang meninggal, dan 422 orang lebih mengalami luka-luka. Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Laksono meminta kesiapan pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Nepal. 

Hingga Kamis, Karki belum memberikan pernyataan publik dan tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters.

 

"Saat ini, nama Sushila Karki muncul untuk memimpin pemerintahan sementara," kata Rakshya Bam, salah satu aktivis Generasi Z yang ikut dalam pertemuan dengan pimpinan militer, dikutip AFP.

Seorang juru bicara militer menegaskan, Kepala Staf Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, telah berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk kelompok demonstran Gen Z.

Menurut laporan The Indian Express, Jenderal Sigdel bahkan mendatangi rumah Karki di Dhapasi pada Rabu (10/9/2025) dini hari dan memintanya mengambil peran sebagai pemimpin sementara.

Awalnya Karki menolak, namun 15 jam kemudian, ia menyetujui permintaan itu setelah kelompok Gen Z resmi mengajukan dukungan.


Nama Wali Kota Kathmandu, Balendra Shah, sebelumnya juga sempat diusulkan sebagai alternatif pemimpin interim.

Namun, Shah yang juga mantan insinyur dan rapper itu akhirnya mendukung penuh usulan agar Karki memimpin.

"Tugas pemerintahan sementara adalah menyelenggarakan pemilu dan memberikan mandat baru bagi negara," tulis Shah dalam unggahan Facebook.

 

Baca juga: VIDEO Geger! Demo lagi! Langit Nepal Bak Hujanr Uang, Potes Semakin Ekstrem Lawan Korupsi

Peran militer dan masa depan konstitusi

Krisis kali ini menandai keterlibatan Angkatan Darat Nepal dalam proses politik, meski selama hampir dua dekade terakhir institusi itu cenderung netral.

Tujuan utama militer, menurut sumber, ada dua, yakni memadamkan kerusuhan serta membawa berbagai kekuatan politik ke meja dialog untuk menyepakati arah sistem pemerintahan baru.

Sushila Karki sendiri menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pakar dalam mencari solusi.


"Para ahli harus duduk bersama untuk mencari jalan ke depan," ujarnya kepada AFP.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved