Berita Internasional

Alhamdulillah, Uni Eropa Akui Negara Palestina, Netanyahu Uring-uringan

Pengakuan ini menandai pergeseran besar dalam sikap politik negara-negara Barat, khususnya terhadap konflik berkepanjangan di Timteng.

Editor: Saifullah
Tangkapan layar via PBB
PEMUNGUTAN SUARA - Majelis Umum PBB melakukan pemungutan suara untuk menentukan apakah akan mendukung Deklarasi New York, sebuah resolusi yang berupaya menghidupkan kembali solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Hasil voting menunjukkansebanyak 142 negara mendukung Palestina merdeka, dan ada 10 negara yang menolak, serta 12 abstain. 

Dari Kanada, Perdana Menteri (PM) Mark Carney menyebut, pengakuan tersebut sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk mendukung perdamaian di Timur Tengah.

Baca juga: VIDEO Hamas Puji Negara Barat Akui Palestina, Sambut Baik Inggris

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Portugal, Paulo Rangel menekankan, bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi.

Reaksi Netanyahu

Namun, pengakuan ini memicu kemarahan dari Israel.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengecam keras keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai “imbalan besar bagi teror.”

Ia menegaskan bahwa negara Palestina “tidak akan pernah didirikan di sebelah barat Sungai Yordan”.

Bahkan, Netanyahu mengancam akan mengambil langkah sepihak, termasuk mencaplok wilayah Tepi Barat.

Baca juga: VIDEO Gaza Mencekam: Serangan Mematikan Penembak Jitu Palestina Buat Idf Terluka

Di sisi lain, Hamas menyambut baik pengakuan ini sebagai hasil perjuangan rakyat Palestina.

Sementara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyebutnya sebagai langkah penting menuju perdamaian yang adil.

Meski sebagian pihak menilai pengakuan ini bersifat simbolis, para analis menyebutnya sebagai tekanan diplomatik besar terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat.

Presiden AS, Donald Trump bahkan menyatakan bahwa isu Palestina adalah salah satu perbedaan utama antara dirinya dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

Dengan semakin banyak negara yang bergabung dalam pengakuan, termasuk Prancis yang dijadwalkan menyampaikan sikap resminya pada Senin (22/9/2025), harapan akan solusi dua negara kembali menguat di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved