Dasar Warga Usir Yai Mim usai Berseteru dengan Tetangganya Sahara: Minuman Keras dan Buka Aurat
Namun, situasi kian memanas setelah Sahara merekam pertengkaran itu lalu mengunggahnya di media sosial.
SERAMBINEWS.COM - Perseturuan antartetangga antara Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim, mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan Nurul Sahara, pemilik rental mobil, viral di media sosial.
Perselisihan yang bermula dari tanah wakaf untuk jalan warga itu kini melebar hingga berujung pada pengusiran Yai Mim dari kediamannya di Perumahan Joyogran Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Kasus ini bermula dari persoalan batas tanah hingga lokasi parkir mobil rental milik Sahara yang dinilai mengganggu aktivitas keluar masuk mobil Yai Mim.
Namun, situasi kian memanas setelah Sahara merekam pertengkaran itu lalu mengunggahnya di media sosial.
Sahara juga membumbui video itu dengan caption yang dianggap menyudutkan Yai Mim.
Puncaknya beredar video yang memperlihatkan Yai Mim berguling-guling di tanah hingga Yai Mim ke kantor polisi dengan kepala diperban.
Buntut berseteru dengan tetangganya, mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim, diusir dari rumahnya sendiri.
Baru-baru ini, nama Yai Mim menjadi sorotan setelah terlibat konflik dengan tetangganya yang merupakan pengusaha rental mobil bernama Nurul Sahara.
Perseteruan keduanya kian memanas hingga berujung pada pengusiran Yai Mim dan istrinya, Rosida Vignesvari dari kediaman mereka di Perumahan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Curhat Pedih Yai Mim ke KDM: Mahasiswa Kompak Tak Masuk Kelas, Saya Dicap Dosen Cabul dan Gendeng!
Rosida menuturkan, ada lima poin yang menjadi dasar warga mengusirnya dan sang suami.
Di antaranya Yai Mim dianggap berperilaku tak pantas, melakukan penutupan akses jalan, hingga menyebarkan fitnah.
Berikut 5 poin surat pengusiran Yai Mim:
1. Dianggap meng-upload atau share berbagai kegiatan dalam bentuk narasi, video dan lain sebagainya ke WhatsApp grup RT maupun langsung mengirim pesan kepada pengurus RT;
2. Berperilaku tidak pantas dilakukan seorang dosen yaitu minum minuman keras dan memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya merupakan aurat;
3. Melakukan penutupan akses jalan;
4. Menyebarkan berita fitnah;
5. Berseteru secara fisik dan verbal dengan warga pemilik usaha rental, dalam hal ini yang dimaksud adalah Sahara.
Rosida menuturkan, dalam surat itu disebutkan telah dilakukan beberapa kali pertemuan antara pengurus RT dan beberapa warga dengan Yai Mim.
Namun, Rosida menyebut, pihaknya sama sekali tidak pernah dilibatkan dalam pertemuan itu.
Rosida bahkan merasa ia dan suami diasingkan di lingkungan tempat tinggalnya setelah terlibat permasalahan dengan Sahara.
Tetangga sekitar tak ada yang menyapanya.
"Saya merasa sepertinya ada gerakan, gak tahu siapa yang mengerahkan agar para tetangga ini tidak menyapa kami, jadi kami diasingkan," kata Rosida, dikutip dari tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (1/10/2025).
Ia dan Yai Mim juga tidak pernah mendapat teguran, baik secara lisan maupun tulisan dari pengurus RT.
"Inilah yang kami sayangkan, kami sama sekali tidak pernah didudukkan bersama, kemudian tidak pernah menerima teguran berupa surat maupun lisan dari pengurus RT," ungkapnya.
Sementara itu, Yai Mim mengaku siap berdamai dengan Sahara karena tak ingin masalah ini berlarut-larut. Namun, ia memberikan dua syarat.
Pertama, Sahara tidak boleh memarkirkan kendaraan rentalnya di jalan. Kedua, anak Sahara tidak boleh bermain ke rumah Yai Mim.
"Pak RT pernah menawarkan kepada saya, apa bersedia untuk damai, saya katakan kami sangat bersedia untuk damai."
"Dengan syarat pertama tidak parkir di jalan, kedua anak Sahara tidak boleh pergi ke (rumah) saya," ucap Yai Mim.
Baca juga: Nurul Sahara Fitnah Yai Mim Dosen Cabul, Faktanya Bikin Netizen Menyesal dan Minta Maaf
Kronologi Pengusiran terhadap Yai Mim
Mulanya perselisihan terjadi, RW setempat menanyakan terkait identitas Yai Mim dan istri.
Sebab, alamat di KTP Yai Mim dan Istri bukan di Perumahan Joyogran, melainkan tertulis dari kelurahan lain.
Oleh karena itu, menurut Rosida, Pak RW menyarankan agar Yai Mim dan istri segera mengubah alamat di KTP dan KK.
"Jadi setelah ada cekcok, Pak RW bilang, 'Anda penduduk mana?' pertanyaan seperti itu, saya bilang 'ya penduduk sini'."
"'KTP mana? KTP masih belum di sini, 'yaitu salahmu, itu kesalahan fatal, makanya segera pindah KTP'," kata Rosida menirukan ucapan Pak RW, dikutip Tribunnews.com dari tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (1/10/2025).
Rosida menjelaskan, ia belum mengurus berkas kepindahan karena alasan keberangkatannya ke Tanah Suci untuk melakukan ibadah haji tahun ini.
"Jadi gini, saya penduduk di Joyogran tapi KTP saya ikut mama saya di kelurahan lain, kenapa waktu awal pindah (rumah) gak segera pindah (mengurus berkas kepindahan)."
"Karena menyangkut saya mau haji, menyangkut data saya di Kemenag dan sebagainya, maka saya pending," jelasnya.
Atas saran dari Pak RW, dan Rosida juga telah melakukan ibadah haji, maka ia dan sang suami memutuskan mengurus berkas kepindahan ke Perumahan Joyogran.
"Akhirnya kami segera mengurus ke kelurahan untuk pindah KTP dan KK, nah butuh tandatangan Pak RT kan," terangnya.
Di sinilah masalah baru muncul. Ketua RT menolak memberikan tanda tangan di berkas kepindahan Yai Mim.
Pak RT menyebut, Yai Mim ditolak menjadi warga Perumahan Joyogrand. Penolakan itu disebut datang dari warga setempat.
"Begini Pak Yai Mim, Anda ini ditolak jadi warga sini, saya tidak mau tanda tangan itu. Bukan saya yang nolak tapi seluruh warga," kata Yai Mim menirukan ucapan Ketua RT.
Bahkan, ada surat yang sudah ditandatangani menyatakan warga menolak Yai Mim dan istri tinggal di lingkungan Joyogrand.
Yai Mim menyebut, penolakan itu diinisiasi oleh Ketua RT, Ketua RW, Ketua Takmir, Sahara dan Sofian (suami Sahara).
"Tidak apa-apa, saya ditolak, diusir kalau itu kesepakatan warga. Jadi yang inisiatif untuk mengumpulkan warga adalah Pak RT dan Pak RW serta Ketua Takmir, Sahara dan suaminya," bebernya.
Baca juga: Tetangga Ungkap Keseharian Sopir Bank yang Bawa Kabur Rp10 M: Kita Kaget, Orangnya Lugu
Yai Mim menambahkan, ada 25 orang yang menandatangani penolakan dirinya menjadi warga setempat.
Baca juga: Imam Muslimin Dosen Nonaktif UIN Malang Pilih Mengundurkan Diri, Klarifikasi Videonya yang Viral
Awal Mula Perseteruan Yai Mim dan Sahara
Perseteruan antartetangga itu terjadi bermula dari Sahara yang memarkirkan mobil di depan rumah Yai Mim.
Diketahui, Sahara memiliki usaha rental mobil, sehingga kendaraan yang disewakan itu acapkali terparkir di depan rumah Yai Mim dan di pinggir jalan sekitarnya.
Puncaknya pada 7 Agustus 2025. Rosida bahkan sempat berkali-kali membangunkan karyawan Sahara untuk memindahkan mobil.
Meski telah dibangunkan berulang kali, karyawan Sahara tak kunjung bangun dari tidurnya.
Rosida kemudian menghubungi Sahara hingga tiga kali. Akhirnya Sahara meminta Yai Mim untuk memindahkan mobil itu sendiri.
"Saya telepon kedua kalinya, 'Mbak ini anak-anak tetap gak bisa dibangunin', terus Bu Sahara tetap (bilang), 'bangunin Mbak sampai bisa'."
"Saya bangunin lagi untuk ketiga kalinya saya telepon dia 'Mbak, ini anak-anak gak bisa dibangunin', 'yaudah kalau gitu pindahin sendiri ya mobilnya'," paparnya menirukan ucapan Sahara.
Yai Mim dan Rosida memang punya akses ke garasi dan mengetahui letak penempatan kunci mobil lantaran Yai Mim kerap membantu aktivitas di rental milik Sahara tersebut.
Namun, saat Yai Mim berusaha memindahkan mobil rental itu, ia terlalu menekan gas sehingga menimbulkan suara keras.
Hal itulah yang membuat Sahara marah. Ia yang sedang tidur merasa terganggu dengan suara tersebut.
"Karena tempatnya itu ke bawah, ada jalan paving terus ke bawah, gasnya nekannya terlalu dalam (kesalahan injak gas) mengakibatkan bersuara keras," jelas Rosida.
Yai Mim menimpali, saat itu Sahara keluar dalam kondisi masih mengenakan pakaian yang terbuka.
"Jadi begitu mendengar suara mobil itu, Mbak Sahara ini langsung bangun dengan pakaian yang mohon maaf pendek," ucap Yai Mim.
Sambil marah, Sahara lantas menghubungi suaminya, Sofian.
Setelah dihubungi sang istri, Sofian langsung datang, ia juga melampiaskan kemarahannya.
"Pak Sofian datang marah-marah juga, 'ada apa ini?', gini bilang ke saya 'saya ini belum tidur'," kata Yai Mim menirukan ucapan Sofian.
Tak mau memperpanjang permasalahan, Yai Mim kemudian meminta maaf kepada Sahara dan Sofian.
Sahara pun menyambut baik, ia juga berbalik meminta maaf kepada tetangganya itu.
Tak hanya itu, Yai Mim dan Sahara ternyata sebelumnya juga pernah terlibat perselisihan.
Yai Mim pernah membuka lahan kosong di depan rumahnya yang niatnya untuk dijadikan tempat parkir mobil rental Sahara.
Ia sudah meminta izin kepada perangkat desa untuk membersihkan tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar tersebut.
"Saya bersihkan sendiri, saya bakar. Gara-gara pembakaran itu juga membuat banyak orang marah, mungkin," ungkapnya.
Total biaya yang ia keluarkan untuk membersihkan lahan itu, termasuk memagarinya mencapai Rp12 juta.
Ia kemudian meminta Sofian untuk membantu biaya membersihkan lahan itu Rp1 juta. Namun, Sofian menolak lantaran dinilai terlalu mahal.
"Setelah sudah jadi, saya bilang 'Pak alhamduillah sampeyan (Sofian) sudah punya parkir seluas ini."
"Tapi tolong Pak bantu ya Rp1 juta aja. Itu jawabnya begini, 'kemahalan Rp1 juta, kalau sama saya paling Rp400 ribu aja'," tandas Yai Mim.
Karena tak disepakati, Yai Mim kemudian meminta agar mobil rental milik Sahara tidak parkir di depan rumahnya. Namun ternyata, Sahara masih kerap parkir di depan rumah Yai Mim.
Masalah lain, Yai Mim dituduh cabul oleh Sahara. Kejadiannya saat anak Sahara bermain ke rumah Yai Min.
Sahara yang mengetahui Rosida tengah pergi haji menyusul anaknya sembari membawa makanan.
Namun, ia malah mengunci pintu rumah Yai Mim dari dalam.
Meski telah diprotes Yai Mim, Sahara beralasan hal itu dilakukan agar anaknya tidak keluar.
Setelahnya Yai Mim naik ke lantai tiga rumahnya untuk mencuci baju dan mengenakan celana pendek.
Akan tetapi, Sahara tiba-tiba naik dan berteriak menyebut Yai Mim cabul.
Kejadian ini menjadi satu di antara alasan Yai Mim diusir dari perumahan tempat tinggalnya.
"Ibu Sahara melihat laki-laki berpakaian mengumbar aurat itu sama dengan melakukan pencabulan."
"Buktinya saya itu diusir dari kampung situ alasannya antara lain karena melakukan pencabulan dengan membuka aurat," tukasnya.
Tuduhan cabul itu juga sempat tersebar di video yang diunggah Sahara.
Dalan unggahan tersebut, Sahara menyebut tetangganya itu sebagai dosen cabul di hadapan mahasiswa yang saat itu berkunjung ke rumah Yai Min.
“Ada apa kalian disuruh ke sini? Ini mahasiswa UIN semua, jangan pergi kalian. Kenapa? Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya,” ujar Nurul Sahara dalam video tersebut.
Mendengar tudingan itu, Yai Mim justru menanggapi dengan tenang. Ia balik bertanya kepada Sahara.
“Dengarin ya, kapan saya nyabulin kamu?” balas Yai Mim.
Baca juga: Aktivis HMI & Dandim Aceh Singkil Nobar Film G30S PKI
Baca juga: Bripka Johan Alami Luka Serius Usai Disiram Pertalite di Mapolres Sragen, Begini Nasib Pelaku
Baca juga: Harga BBM Pertamina Naik Bulan Ini, Termasuk Pertamax? Cek Harga Terbaru Seluruh SPBU di Indonesia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Curhat Pedih Yai Mim ke KDM: Mahasiswa Kompak Tak Masuk Kelas, Saya Dicap Dosen Cabul dan Gendeng! |
![]() |
---|
Nurul Sahara Fitnah Yai Mim Dosen Cabul, Faktanya Bikin Netizen Menyesal dan Minta Maaf |
![]() |
---|
Perluas Pasar, Dosen PNL Serahkan Mesin Produksi Cairan Cuci Piring ke Pelaku UMKM Aceh Utara |
![]() |
---|
Dosen Unsam Latih Kaum Ibu di Langsa Sulap Cangkang Kerang Jadi Pupuk, Daun Mangrove Bisa Jadi Sabun |
![]() |
---|
Dosen Unsam Latih Ibu PKK di Kuala Langsa Cara Olah Hasil Laut jadi Produk Bernilai Ekonomi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.