Konflik Palestina vs Israel

Hamas Serahkan Daftar Tahanan Palestina ke Israel, Pembebasan Sandera Dimulai Pekan Depan

Kelompok Palestina, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menyatakan mereka telah menyerahkan daftar tahanan Palestina kepada Israel.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram/Brigade Al-Qassam
BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa tulisan "Neraka Al-Maghazi" merujuk pada tewasnya 21 tentara Israel dalam serangan Al-Qassam pada Januari 2024. Pada Jumat (4/4/2025), pemimpin Hamas Hasan Farhat tewas dalam serangan Israel di Sidon, Lebanon. 

Israel memandang mereka sebagai orang-orang yang sangat berharga bagi Hamas dan berbahaya bagi Israel.

Setelah perundingan berlangsung sejak Senin (6/10/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Israel dan Hamas menyepakati tahap pertama dalam proposal yang ia ajukan minggu lalu.

"Seluruh dunia bersatu untuk satu hal ini, Israel, semua negara bersatu. Ini hari yang fantastis," ujar Trump kepada kantor berita Reuters.

"Ini hari yang luar biasa bagi dunia. Ini hari yang luar biasa, hari yang luar biasa bagi semua orang," ujarnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut kabar tersebut dengan mengatakan ia akan mengadakan pertemuan dengan para pejabat pemerintahnya dan mengesahkan perjanjian fase pertukaran sandera pada Kamis (9/10/2025).

Ia menelepon Trump untuk mengucapkan terima kasih atas usahanya untuk membantu membebaskan para sandera, menyebutnya sebagai hari besar bagi Israel.

Sementara itu, Hamas mengucapkan terima kasih kepada para mediator yang membantu dalam perundingan tersebut.

"Kami sangat menghargai upaya saudara-saudara dan mediator kami di Qatar, Mesir, dan Turki, dan kami juga menghargai upaya Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk mengakhiri perang sepenuhnya dan mencapai penarikan penuh pendudukan dari Jalur Gaza," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Hamas menyerukan kepada AS dan negara-negara penjamin untuk memaksa Israel mematuhi kewajibannya berdasarkan apa yang disepakati.

"Kami menyerukan kepada Presiden Trump, negara-negara penjamin perjanjian, dan seluruh pihak Arab, Islam, dan internasional untuk memaksa pemerintah pendudukan agar sepenuhnya melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian dan mencegahnya menghindari atau menunda pelaksanaan apa yang telah disepakati," lanjutnya, lapor Reuters.

Baca juga: Trump Umumkan Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata, Warga Gaza Sambut Gembira

Kesepakatan Gencatan Senjata: Apa Saja Isinya?

Pengumuman Presiden Trump menandai dimulainya Tahap Pertama dari kerangka perdamaian. 

Ini mencakup:

 
-Gencatan senjata total antara Israel dan Hamas

-Pembebasan sandera Israel di Gaza dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina

-Penarikan pasukan Israel ke posisi yang telah disepakati

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved