Konflik Palestina vs Israel

Hamas Kemungkinan Bebaskan Sandera Israel Sabtu Ini Usai Capai Kesepakatan Damai

Selain itu, kesepakatan yang ada juga mengharuskan pasukan Israel untuk mulai menarik diri dari Gaza dalam waktu 24 jam.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram/Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam memamerkan senjata selama pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025). Pada Selasa (4/3/2025) Hamas menolak tuntutan Israel untuk demiliterisasi penuh di Jalur Gaza. 

 
"Saya tidak bisa bernapas, saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan... ini luar biasa," ujarnya saat membahas kemungkinan bisa bertatap muka lagi dengan anaknya yang bernama Matan.

"Apa yang harus saya katakan kepadanya? Apa yang harus saya lakukan? Memeluk dan menciumnya," katanya.

Einav mengaku hal yang pertama kali akan ia ucapkan bila ia menemui Matan lagi adalah betapa besar rasa cintanya kepada sang anak.

"Saya hanya mengatakan bahwa saya mencintainya, itu saja. Dan melihat matanya menatap tajam ke mata saya... Ini sangat mengharukan—inilah kelegaan yang kami tunggu." pungkas Einav

Meski diselimuti rasa bahagia dari kedua pihak,Militer Israel masih terus menjaga kesiagaan mereka dengan terus melakukan serangan di pinggiran Gaza.


Hal ini terlihat dari barisan asap yang terlihat di atas kawasan Shejaia, Tuffah, dan Zeitoun pada dini hari Kamis.

Meski demikian, kedua belah pihak mengkonfirmasi tidak adanya laporan terkait korban jiwa dalam serangan tersebut.

Militer Israel sendiri juga terus memperingatkan warga utara Gaza untuk tidak kembali ke daerah mereka.

Mereka menyatakan wilayah tersebut masih dianggap sebagai "zona tempur berbahaya" bagi Israel.

Sementara itu di pihak Hamas, mereka menyatakan apresiasinya terkait tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza, yang mencakup penarikan pasukan Israel, distribusi bantuan kemanusiaan, serta pertukaran sandera dan tahanan. 

Dalam pernyataannya, kelompok tersebut menegaskan kesepakatan ini terwujud berkat "negosiasi serius dan bertanggung jawab" atas usulan Presiden AS Donald Trump.

Namun demikian, Hamas juga mendesak Trump dan para mediator untuk memastikan Israel melaksanakan seluruh ketentuan tanpa penundaan atau modifikasi.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga turut menyampaikan apresiasinya melalui media sosial.

"Dengan pertolongan Tuhan, kami akan memulangkan seluruh sandera."  ungkap Netanyahu.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Israel akan segera menggelar rapat guna mengesahkan kesepakatan tersebut.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved