Mahfud MD Dukung Purbaya Yudhi Sadewa Tolak Bayar Utang Proyek Whoosh, Sebut Bebani Keuangan Negara

Mahfud MD juga menyoroti adanya dugaan markup biaya per kilometer yang menyebabkan pembengkakan utang hingga miliaran dolar AS.

Editor: Mursal Ismail
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
MAHFUD DUKUNG MENKEU - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, mendukung keputusan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) menggunakan dana APBN.  

Mahfud MD juga menyoroti adanya dugaan markup biaya per kilometer yang menyebabkan pembengkakan utang hingga miliaran dolar AS.

SERAMBINEWS.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, mendukung keputusan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) menggunakan dana APBN. 

Menurut Mahfud MD, proyek yang dimulai pada era Presiden Jokowi itu terlalu membebani keuangan negara dan menghambat pembangunan sektor lain. 

Mahfud MD juga menyoroti adanya dugaan markup biaya per kilometer yang menyebabkan pembengkakan utang hingga miliaran dolar AS.

Mahfud meminta agar penegak hukum menyelidiki potensi penyimpangan proyek dan mendesak pemerintah mencari solusi pembayaran tanpa menambah beban APBN.

Ia mengingatkan, kegagalan membayar utang ke China bisa berisiko pada kedaulatan nasional, sebagaimana pernah terjadi di Sri Lanka.

Sebagai informasi, skema pembiayaan proyek Whoosh adalah mayoritas berasal dari utang ke China Development Bank (CDB) dengan bunga setiap tahunnya yang harus dibayarkan sebesar 2 persen.

Baca juga: Utang Kereta Cepat Tembus Rp116 Triliun, Purbaya Tolak Ditanggung APBN, Prabowo Minta Dicari Solusi

 Adapun total investasi pembangunan Whoosh sebesar 7,27 miliar dolar AS atau Rp120,38 triliun.

"Ternyata sekarang tidak mampu bayar dan sekarang tidak mau bayar Purbaya. Menurut saya benar Purbaya."

"Karena apa? Ini masalahnya sangat memberatkan bangsa.

Kita membangun itu (Whoosh), menghilangkan pembangunan untuk rakyat yang lain kan, hanya disedot untuk pembangunan ini," kata Mahfud dikutip dari kanal YouTube miliknya, Selasa (14/10/2025).

Di sisi lain, dia menduga pembengkakan utang Whoosh karena adanya mark up. 

Pasalnya, sambung Mahfud, adanya perbedaan penghitungan antara Indonesia dan China terkait biaya operasional Whoosh untuk tiap kilometernya.

Baca juga: Menkeu Purbaya Ogah Bayar Utang Kereta Cepat: Jangan Mau Enaknya Doang!

Berdasarkan hitungan dari pihak Indonesia, biaya tiap kilometer Whoosh sebesar 52 juta dolar AS. Namun, menurut pihak China, biayanya lebih murah.

"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta USD. Tapi hitungan dari China sendiri, 17-18 juta USD. Ini siapa yang menaikkan," tanyanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved