Luar Negeri

Demo Peru Berujung Kerusuhan, Seorang Tewas dan Ratusan Terluka, Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat

Negara di Amerika Selatan itu telah diguncang demonstrasi selama beberapa pekan terakhir, sebagaimana dilansir AFP.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar X
Demonstran bentrok dengan petugas polisi antihuru-hara selama aksi protes terhadap Presiden sementara Peru Jose Jeri di Lima pada 15 Oktober 2025. 

Arriola mengatakan, petugas tersebut sempat diserang massa. Dia kini telah ditahan dan akan diberhentikan dari jabatannya.

Ruiz menjadi korban jiwa pertama dalam rangkaian demonstrasi yang dipimpin oleh kelompok anak muda, terutama Generasi Z selama beberapa pekan terakhir.

Sedikitnya 113 orang terluka dalam aksi tersebut, terdiri atas 84 polisi dan 29 warga sipil, ketika ribuan demonstran memadati jalan-jalan utama di Lima.

Menurut laporan AFP, aksi yang awalnya damai berubah ricuh ketika sekelompok demonstran mencoba menembus barikade keamanan di sekitar gedung Kongres saat malam tiba.

Sebagian pengunjuk rasa melempar batu dan menyalakan kembang api, sementara aparat antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Koordinator Nasional Hak Asasi Manusia, sebuah LSM di Peru, sebelumnya menyebut Ruiz kemungkinan ditembak oleh polisi berpakaian sipil.

Baca juga: Tolak Sita Eksekusi Lahan, Warga Ujong Sikuneng Demo PN Suka Makmue Nagan Raya

Anak muda sudah lelah

Peru tengah menghadapi lonjakan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Puluhan sopir bus, musisi, dan warga sipil lainnya tewas karena menolak membayar uang "keamanan" kepada geng kriminal seperti Los Pulpos dari Peru dan Tren de Aragua dari Venezuela.

Boluarte yang sangat tidak populer akhirnya dimakzulkan oleh Kongres karena gagal menekan angka kejahatan.

Enam hari kemudian, mantan ketua parlemen Jose Jeri dilantik sebagai presiden sementara.

Pada Kamis, Jeri yang berhaluan kanan meminta parlemen memberinya wewenang khusus untuk menetapkan undang-undang keamanan darurat tanpa perlu melalui proses pemungutan suara.

Malam harinya, puluhan anak muda berkumpul dalam acara doa bersama di lokasi tewasnya Ruiz. Mereka menyalakan lilin dan meletakkan bunga sebagai tanda duka.

"Kami, anak muda, sudah lelah dengan kekerasan, korupsi, kematian, dan pemerasan yang terjadi setiap hari," kata Ariana Palomino (30), seorang pemilik toko kecil.

Baca juga: Uang Rp 10 Miliar Terkait Korupsi Chromebook Dikembalikan Tersangka ke Kejagung, Nama Dirahasiakan

Baca juga: Resep Mie Nyemek Telur Sederhana, Cocok Dinikmati Saat Hujan: Kuah Kental Gurih Bikin Hangat Badan

Baca juga: 32 Pejabat Aceh Utara Ikut Uji Kompetensi dan Evaluasi Selama Dua Hari

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved