Fakta Anak Kepala Sekolah Tendang Siswi SMK, Orang Tua Minta Maaf Usai Korban Lapor Polisi
Korban sempat menjauhi pelaku dengan bergerak menuju kelas namun pelaku kembali beraksi.
Ringkasan Berita:
- Kasus perundungan seorang siswi SMK di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
- Penyebabnya, pelaku diduga kesal lantaran korban yang saat itu bertugas membersihkan tidak segera melaksanakan tugas.
- Orang tua pelaku yang merupakan seorang kepala sekolah di sekolah tersebut, telah meminta maaf kepada korban.
SERAMBINEWS.COM - Viral di media sosial kasus perundungan seorang siswi SMK di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara berulang untuk menyakiti, mempermalukan, atau menekan orang lain.
Perundungan bisa viral karena direkam, menyentuh emosi publik, dan mudah menyebar di media sosial.
Banyak kasus perundungan terjadi di ruang publik atau sekolah dan direkam oleh saksi. Lalu mudah menyebar di platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter.
Kali ini, kasus perundungan dialami siswi SMK.
Pada video yang beredar tampak mengenakan seragam pramuka menendang korban berulang kali.
Korban sempat menjauhi pelaku dengan bergerak menuju kelas namun pelaku kembali beraksi.
Insiden perundungan terjadi pada Kamis (16/10/2025).
Korban diketahui berinisial SA, sementara pelaku berinisial RA yang sama-sama berusia 16 tahun.
Baca juga: Perundungan Masih Terjadi di Sekolah, Korban tidak Melapor karena Takut
Gara-gara buang sampah
Penyebabnya, pelaku diduga kesal lantaran korban yang saat itu bertugas membersihkan tidak segera melaksanakan tugas.
"Sebenarnya sepele, masalah buang sampah saja, dianggap si korban tidak mau buang sampah. Karena lagi jadwal piket kenapa tidak mau buang sampah,” kata Kapolsek Tinambung Iptu M Azharil Naufal kepada wartawan, dilansir Tribun Sulbar.
Azharil menyampaikan, korban sebenarnya tidak menolak melaksanakan tugas untuk membuang sampah.
Saat itu, korban rupanya sedang menunggu temannya untuk bersama-sama mengangkat sampah.
“Intinya sampah itu sudah terkumpul tinggal diangkat, cuman mungkin entah karena tongnya terlalu besar jadi akhirnya korban bilang nanti, nunggu teman biar bareng,” jelas Azharil.
Pelaku adalah Anak Kepala Sekolah, Keluarga Minta Maaf
Setelah kejadian, orang tua pelaku yang merupakan seorang kepala sekolah di sekolah tersebut, telah meminta maaf kepada korban.
Kepala sekolah tersebut, mendatangi keluarga korban.
Sementara itu, pelaku telah mendapat sanksi dari pihak sekolah.
Namun, Kapolsek Tinambung tidak mengetahui secara pasti bentuk sanksi yang telah dijatuhkan pihak sekolah.
Terkait penyelesaian masalah ini, Azharil menyerahkan sepenuhnya kepada kedua belah pihak.
Baca juga: Kasus Kematian Zara Qairina: 5 Remaja Didakwa Perundungan, Semuanya Mengaku Tidak Bersalah
Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah
Masih mengutip Tribun Sulbar, pelaku telah mendapatkan sanksi tegas dari sekolah.
Rasjuddin selaku kepsek telah mengeluarkan anaknya dari sekolah dan satu orang lainnya yang terlibat.
"Saya sangat menyayangkan adanya kejadian ini, itu terjadi saat sekolah masih sepi, sekitar pukul 06.46 pagi di hari Jumat, sehingga itu terjadi," kata kepsek.
Lebih lanjut, Rasjuddin mengaku, baru mengetahui kejadian itu pada sore hari, setelah melihat video viral.
Ketika melihat anaknya sendiri yang melakukan bullying, Rasjuddin mengaku sempat marah.
"Saya kaget dan juga marah, saya sempat beri tindakan tegas kepada anak saya sendiri," ungkapnya.
Lantas, ia mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.
Rasjuddin juga membuat video klarifikasi permintaan maaf saat berada di rumah korban.
Korban Lapor polisi
Sementara itu, pihak korban melaporkan masalah ini ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Polman pada Kamis (16/10/2025) kemarin.
SA didampingi kedua orang tuanya mendatangi SPKT Polres Polman.
Mereka melaporkan dua pelaku siswi SMK yang terlibat ke pihak berwajib.
Sebab, korban dan keluarganya tidak terima perbuatan pelaku yang telah mem-bully dan menganiaya.
"Lanjutan kasus ke polisi, hari ini kami melapor, yang kami laporkan dua orang," kata ayah korban, Amir, dikutip dari Tribun Sulbar.
Amir mengaku, telah membawa korban ke rumah sakit dilakukan visum untuk kepentingan penyidikan.
Ia menegaskan, proses hukum harus dilanjutkan, meski telah menerima permintaan maaf dari Kepala Sekolah.
Baca juga: Bertahan, Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini, Minggu 19 Oktober 2025 Masih Capai Rp6.805.000/Mayam
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
| Peras Perusahaan Rp 5 Miliar, Ketua Ormas Jekson Sihombing Terjaring OTT Polda Riau |
|
|---|
| Biadab! Israel Kembalikan Jenazah Warga Palestina dalam Kondisi Mengenaskan, Bukti Ada Penyiksaan |
|
|---|
| Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Capai Rp10 Triliun, Tak Mampu Ditagih hingga Bakal Dihapus |
|
|---|
| Cek Harga Emas Antam Melonjak Sepekan Terakhir, Segini Dijual Harga Emas Hari Ini 19 Oktober 2025 |
|
|---|
| Jamaah dan Pengurus Pengajian Al-Hidayah Banda Aceh Salurkan Donasi ke Gaza |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.