Era Baru Perang Udara, Amerika Kembangkan Jet Tempur X-BAT yang Dipiloti AI: Mampu Bertempur Sendiri
Shield AI, perusahaan berbasis di San Diego, meluncurkan jet tempur baru yang dipiloti oleh kecerdasan buatan (AI).
Shield AI menyatakan bahwa jet bernama X-BAT ini mampu lepas landas secara vertikal, mencapai ketinggian 50.000 kaki, terbang lebih dari 2.000 mil laut, serta menjalankan misi serangan maupun pertahanan udara menggunakan sistem otonomi internal bernama Hivemind.
Sistem ini memungkinkan X-BAT beroperasi dari kapal, pulau kecil, atau lokasi darurat, wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh jet konvensional.
Kecepatan puncak pesawat masih dirahasiakan.
“China telah membangun gelembung anti-akses yang membahayakan landasan pacu kami,” kata Armor Harris, Wakil Presiden Senior bidang Teknik Pesawat di Shield AI, kepada Fox News.
“Mereka pada dasarnya berkata, ‘Kami tidak akan bersaing siluman-lawan-siluman di udara. Kami akan menargetkan pesawat Anda bahkan sebelum lepas landas.’”
X-BAT mampu diluncurkan secara vertikal, dan tiga unitnya dapat dimuat dalam ruang satu pesawat tempur atau helikopter lawas.
Menurut Harris, selama puluhan tahun AS berfokus pada penyempurnaan teknologi siluman dan kemampuan bertahan di udara, tetapi pasukan darat tetap rentan terhadap serangan presisi.
“Cara untuk mengatasi masalah itu adalah mobilitas,” kata Harris.
“Anda harus selalu bergerak. Ini adalah satu-satunya pesawat tempur VTOL (lepas landas dan mendarat vertikal) yang sedang dikembangkan saat ini.”
Baca juga: Bukti Tanpa Sarjana Bisa Kaya: 10 Kebiasaan Sukses yang Mereka Lakukan
Menggunakan Sistem Otonomi yang Bisa ‘Berpikir’ Sendiri
X-BAT memiliki sistem otonomi bernama Hivemind yang memungkinkan beroperasi di lingkungan tertutup atau terganggu sinyal, di mana pesawat konvensional akan “buta”.
Sistem ini menggunakan sensor internal untuk membaca situasi, menghindari ancaman, dan mengidentifikasi target secara real-time.
“Sistem ini membaca dan bereaksi terhadap lingkungannya,” ujar Harris.
“Ia tidak terbang mengikuti rute yang diprogram sebelumnya. Jika muncul ancaman baru, sistem ini bisa mengubah jalur terbang atau mengenali target, barulah meminta izin manusia untuk menyerang.”
Harris menegaskan bahwa unsur manusia tetap menjadi bagian penting dalam setiap keputusan tempur.
“Sangat penting bagi kami bahwa manusia selalu terlibat dalam pengambilan keputusan penggunaan kekuatan mematikan,” katanya.
| Farhan Syamsuddin Desak Pemerintah Serius Pulihkan Hak Korban HAM |
|
|---|
| INSYAALLAH Pabrik Getah Pinus Bakal Hadir di Aceh Timur |
|
|---|
| Temuan Satgas Polda Aceh di Sejumlah Daerah, Beras Dijual di Atas HET |
|
|---|
| Dana Otsus Jilid 2: Lagu Lama vs Otoritas Teknokratis – Bagian Kedua |
|
|---|
| Antisipasi Keracunan Penerima MBG, Polresta Banda Aceh Terapkan Food Safety |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.