Apa Itu RSF? Militan yang Lakukan Pembantaian Sadis di Sudan, 1.500 Orang Kehilangan Nyawa

Pembunuhan sadis tersebut ditengarahi oleh serangan kelompok kelompok SRF selama perebutan kota el-Fasher di wilayah Darfur, Sudan barat.

Editor: Amirullah
Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
PEMBUNUHAN DI SUDAN - Apa itu kelompok atau militan RSF? Disebut lakukan pembunuhan sadis hingga tewaskan warga Sudan. 

Pemerintahan gabungan militer-sipil kemudian dibentuk tetapi digulingkan dalam kudeta lain pada bulan Oktober 2021.

Kudeta ini dilakukan oleh dua orang yang menjadi pusat konflik saat ini:

  • Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata dan pada dasarnya presiden negara tersebut
  • Dan wakilnya, pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal sebagai "Hemedti".

Baca juga: Polisi Brasil Lakukan Operasi Besar-besaran Gerebek Geng Narkoba di Rio de Janeiro, 119 Orang Tewas

Tetapi kemudian Jenderal Burhan dan Jenderal Dagalo tidak sependapat mengenai arah negara ini dan usulan langkah menuju pemerintahan sipil.

Permasalahan utamanya adalah rencana untuk menggabungkan RSF yang berkekuatan 100.000 personel ke dalam angkatan darat, dan siapa yang akan memimpin pasukan baru tersebut, mengutip BBC.

Dugaannya adalah bahwa kedua jenderal itu ingin mempertahankan posisi kekuasaan mereka, tidak mau kehilangan kekayaan dan pengaruh.

Baku tembak antara kedua belah pihak dimulai pada 15 April 2023 setelah berhari-hari terjadi ketegangan saat anggota RSF dikerahkan kembali ke seluruh negeri dalam sebuah tindakan yang dianggap tentara sebagai ancaman.

Masih diperdebatkan siapa yang melepaskan tembakan pertama tetapi pertempuran dengan cepat meningkat, dengan RSF merebut sebagian besar Khartoum hingga tentara mendapatkan kembali kendali hampir dua tahun kemudian pada Maret 2025.

Lantas apa itu kelompok RSF?

RSF dibentuk pada tahun 2013 dan berawal dari milisi Janjaweed yang terkenal kejam yang secara brutal memerangi pemberontak di Darfur, di mana mereka dituduh melakukan genosida dan pembersihan etnis terhadap penduduk non-Arab di wilayah tersebut.

Sejak saat itu, Jenderal Dagalo telah membangun kekuatan besar yang telah melakukan intervensi dalam konflik di Yaman dan Libya.

Dia juga mengendalikan beberapa tambang emas di Sudan, dan diduga menyelundupkan logam tersebut ke Uni Emirat Arab (UEA).

Militer Sudan menuduh UEA mendukung RSF dan melancarkan serangan pesawat nirawak di Sudan.

Negara Teluk yang kaya minyak itu membantah tuduhan tersebut.

Baca juga: Viral! Suci Silaban Bongkar Suami Orang Aceh Selingkuh dengan Mahasiswi Kedokteran di Medan

Militer juga menuduh orang kuat Libya timur Jenderal Khalifa Haftar mendukung RSF dengan membantunya menyelundupkan senjata ke Sudan, dan mengirim pejuang untuk memperkuat RSF.

Pada awal Juni 2025, RSF meraih kemenangan besar ketika menguasai wilayah di sepanjang perbatasan Sudan dengan Libya dan Mesir.

Ini diikuti oleh penangkapan el-Fasher pada akhir Oktober, yang berarti ia menguasai hampir seluruh Darfur dan sebagian besar wilayah tetangga Kordofan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved