Berita Aceh Barat
WRU dan BKSDA Aceh Tangani Konflik Gajah Liar di Pedalaman Aceh Barat
“Total ada 13 ekor gajah di wilayah ini. Salah satunya adalah Gajah Collar Raifa yang telah dipasangi GPS sejak 14 Oktober 2024 lalu,” ujarnya.
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Tim gabungan dari Wildlife Rescue Unit (WRU) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh kembali turun ke lapangan guna menangani interaksi negatif antara kawanan gajah liar dengan warga di kawasan perkebunan warga di Babah Krueng Meulaboh, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat.
Kegiatan penanganan ini dilaksanakan pada Rabu (29/10/2025), setelah adanya laporan dari masyarakat yang mengkhawatirkan keberadaan kawanan gajah di sekitar areal perkebunan mereka.
Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, Kamis (30/10/2025), melaporkan, bahwa dalam bulan Oktober ini, tim WRU-BPBD sudah dua kali melakukan penanganan di wilayah tersebut.
Upaya penggiringan kawanan gajah menuju koridor alaminya berjalan cukup sulit.
Karena kelompok gajah tersebut terbagi menjadi dua, masing-masing berjumlah 6 hingga 7 ekor.
Baca juga: Sempat Buat Resah, Cerita BPBD Halau 13 Gajah Liar dari Permukiman Warga Aceh Barat
Kondisi ini membuat tim di lapangan harus bekerja ekstra untuk memastikan seluruh kawanan dapat kembali ke habitatnya dengan aman.
“Total ada 13 ekor gajah di wilayah ini. Salah satunya adalah Gajah Collar Raifa yang telah dipasangi GPS sejak 14 Oktober 2024 lalu,” ujarnya.
“Data dari alat pelacak sangat membantu tim memantau pergerakan kawanan gajah,” jelas Teuku Ronal.
Tim gabungan yang terlibat dalam operasi penanganan ini terdiri dari 7 personel WRU-BPBD dan 2 personel BKSDA Aceh.
Berdasarkan data terakhir dari GPS Collar Gajah Raifa, posisi gajah tersebut terpantau pada 29 Oktober 2025 pukul 06.19 WIB, berjarak sekitar 5,6 kilometer dari Desa Pante Ceureumen, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.
Baca juga: Ini Penyebab Petugas Belum Pasang GPS Collar terhadap Gajah Liar di Pante Ceureumen
Lokasi tersebut tercatat berada di kawasan hutan produksi dengan koordinat 4,405 LU dan 96,349428 BT.
Upaya pemantauan terus dilakukan untuk memastikan kawanan gajah tidak kembali mendekati permukiman dan lahan perkebunan warga.
Tim juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melaporkan jika melihat pergerakan gajah di sekitar permukiman.
“Kami terus berkoordinasi dengan BKSDA Aceh dan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik agar konflik antara manusia dan satwa liar ini dapat diminimalkan,” tambahnya.
Baca juga: Po Meurah Mengamuk, Pemasangan GPS di Gajah Liar di Aceh Barat Dihentikan
Langkah mitigasi ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keselamatan warga sekaligus melindungi keberlangsungan habitat gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) yang merupakan satwa dilindungi di Indonesia.(*)
gajah liar
penanganan gajah liar
BKSDA Aceh
Wildlife Rescue Unit (WRU)
BPBD
Pante Ceureumen
Aceh Barat
Serambinews.com
Serambi Indonesia
| Wakil Bupati Aceh Barat Soroti Persepsi Keliru Soal Imunisasi |   | 
|---|
| Dekranasda Aceh Barat Didorong Jadi Motor Ekonomi Kreatif |   | 
|---|
| Pemkab Aceh Barat Genjot Persiapan Menuju Adipura, Satgas Khusus Siap Wujudkan Kota Bersih dan Hijau |   | 
|---|
| Irigasi Bantuan PT Mifa Bantu Petani Garap 42 Hektare Sawah di Aceh Barat |   | 
|---|
| Bupati Aceh Barat Ajak Pemuda Hadapi Tantangan Global dengan Kejujuran dan Ketangguhan |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.