Teuku Abdul Hamid Azwar
Teuku Abdul Hamid, Calon Pahlawan Nasional Asal Aceh: Nyusup ke Pasukan Jepang demi Kemerdekaan
Ia memimpin pelucutan senjata tentara Jepang serta mencegah Belanda untuk kembali menduduki Aceh saat agresi kedua.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Teuku Hamid mendapatkan kedudukan sangat tinggi dan penting sebagai Kepala Staf Divisi V Aceh dengan pangkat Mayor dan Letkol.
Ia memanfaatkan ilmu militer yang telah dipelajari untuk memperkuat pertahanan Aceh dan membantu pembentukan organisasi Angkatan Pemuda Indonesia (API), yang kemudian menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Aceh.
Keahliannya dalam strategi dan logistik menjadikannya salah satu tokoh penting dalam konsolidasi kekuatan militer Indonesia di masa awal kemerdekaan.
Pembentukan API ini kemudian meluas ke seluruh daerah Aceh. Di tiap-tiap kabupaten didirikan wakil Markas Daerah API.
Ketika diangkat oleh Panglima Sumatera sebagai Kepala Staf SK 2A (Intendans) Komandan Sumatera yang berkeduduk di Bukit Tinggi, Teuku Hamid mulai mendirikan perusahaan dagang Central Trading Company (CTC) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan TNI.
CTC tidak hanya memasok senjata, amunisi, dan obat-obatan kepada TNI, tetapi juga melakukan pembelian pesawat AVRON ANSON untuk memperkuat Angkatan Udara dana Kapal Laut PPB 58 LB untuk memperkuat angkatan laut Indonesia.
Tak hanya di medan perang, Teuku Hamid Azwar juga berkiprah dalam pembangunan ekonomi nasional.
Ia terlibat dalam proyek pembangunan Sarinah di Jakarta, menunjukkan bahwa semangat perjuangannya tak berhenti di medan tempur, tetapi juga merambah ke ranah pembangunan bangsa.
Pendidikan masa kecil Teuku Abdul Hamid Azwar dihabiskan di Kutaraja untuk belajar agama dan menempuh pendidikan formal.
Ia menjalani pendidikan dasar di sekolah Belanda, Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Peunayong yang dikhususkan untuk anak-anak golongan atas.
Setamat dari HIS, Teuku Hamid melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Teuku Hamid juga seorang politikus dan terlibat dalam pendirian Partai Indonesia Raya (Parindra) di Aceh dan juga sekolah pergerakan.
Teuku Abdul Hamid Azwar wafat pada 7 Oktober 1996, meninggalkan warisan perjuangan yang tak ternilai.
Namanya kini diusulkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan pengorbanannya demi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.