Ledakan di SMAN 72
Sosok Alexandre Bissonnette, Nama yang Tertulis di Senjata Api Lokasi Ledakan SMAN 72 Jakarta
Senjata api jenis SS2 adalah senapan serbu buatan PT Pindad merupakan generasi kedua penerus SS1, menggunakan kaliber 5,56x45 mm NATO.
Sementara itu, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Lodewijk F. Paulus menyatakan bahwa benda tersebut bukan senjata api sungguhan.
“Setelah kami cek, itu senjata mainan,” kata Lodewijk saat meninjau lokasi, Jumat.
Mencuatnya nama Alexandre Bissonnette dan Brenton Tarrant memicu ingatan publik terhadap peristiwa penyerangan mematikan di masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.
Alexandre Bissonnette menyerang masjid di Kanada, sedangkan Brenton Tarrant di Selandia Baru.
Sementara, ledakan di SMAN 72 Jakarta juga terjadi di sekitar masjid.
Baca juga: Fakta-fakta Ledakan di SMAN 72: Korban 55 Orang, Pernyataan TNI AL hingga Ada Senpi Laras Panjang
Muncul pertanyaan, apakah insiden ledakan di sekolah ini terinspirasi aksi terorisme global?
Sosok Alexandre Bissonette dan Kasusnya
Alexandre Bissonnette merupakan pelaku dalam peristiwa yang dikenal sebagai The Quebec City mosque shooting atau penembakan di masjid Kota Quebec.
Peristiwa penembakan ini terjadi pada malam hari, 29 Januari 2017 silam.
Dalam peristiwa itu, Bissonnette yang berusia 27 tahun menembaki orang-orang yang baru saja melaksanakan ibadah shalat di Islamic Cultural Centre of Quebec City, sebuah masjid yang terletak di kawasan Sainte-Foy, di Quebec, Kanada.
Akibat serangan ini, enam jamaah tewas dan lima lainnya luka parah setelah shalat Isya
Bissonnette memasuki ruang shalat sesaat sebelum pukul 20.00 waktu setempat, dan melepaskan tembakan selama sekitar dua menit dengan pistol semi-otomatis Glock 17 Gen 4 9mm.
Setelah berhasil diringkus polisi enam mil dari TKP (tempat kejadian perkara), terungkap bahwa Bissonnette merupakan seorang pendukung supremasi kulit putih (keyakinan bahwa orang kulit putih lebih unggul/superior daripada orang dengan warna kulit putih lainnya).
Selain itu, ia diketahui menentang imigrasi Muslim tetapi tidak berafiliasi dengan kelompok mana pun.
Dikutip dari The Guardian, Bissonnette mengatakan kepada polisi, motif di balik aksi penembakannya adalah pesan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang menyambut para pengungsi menyusul larangan perjalanan Donald Trump di tujuh negara mayoritas Muslim.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.