Suriah Membelot dari Iran, Kini Dukung Amerika Serikat Buru Proksi Teheran

Koalisi pimpinan AS yang selama ini memerangi kelompok ISIS turut mengonfirmasi bahwa Suriah resmi menjadi anggota ke-90.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan Layar YouTube LIVENOW From FOX
AHMED AL-SHARAA - Tangkapan Layar YouTube LIVENOW From FOX yang diambil pada Kamis (6/11/2025). momen pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa (kiri) bertemu dengan Donald Trump (kanan) pada Sidang PBB di New York pada 25 September 2025 

Ringkasan Berita:
  • Pemerintahan baru Suriah di bawah pimpinan Presiden Ahmed Al Sharaa menyatakan dukungannya kepada Amerika Serikat (AS), dalam memerangi proksi-proksi Iran seperti Hamas, Hizbullah, dan Garda Revolusi Iran (IRGC) sendiri.
  • Pernyataan tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus AS, Tom Barrack, melalui unggahan di platform X (dulu Twitter), Kamis (13/11/2025).
  • Koalisi pimpinan AS yang selama ini memerangi kelompok ISIS turut mengonfirmasi bahwa Suriah resmi menjadi anggota ke-90.

 

SERAMBINEWS.COM, DAMASKUS - Pemerintahan baru Suriah di bawah pimpinan Presiden Ahmed Al Sharaa menyatakan dukungannya kepada Amerika Serikat (AS), dalam memerangi proksi-proksi Iran seperti Hamas, Hizbullah, dan Garda Revolusi Iran (IRGC) sendiri.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus AS, Tom Barrack, melalui unggahan di platform X (dulu Twitter), Kamis (13/11/2025).

"Damaskus sekarang akan secara aktif membantu kami menghadapi dan menghancurkan sisa-sisa ISIS, IRGC, Hamas, Hizbullah," tulis Barrack, dikutip dari kantor berita AFP.

Koalisi pimpinan AS yang selama ini memerangi kelompok ISIS turut mengonfirmasi bahwa Suriah resmi menjadi anggota ke-90.

 Langkah ini diumumkan tak lama setelah presiden interim Suriah, Ahmed Al Sharaa, berkunjung ke Gedung Putih.

 
Ia menjadi pemimpin Suriah pertama yang menginjakkan kaki di kantor presiden AS sejak negara itu merdeka pada 1946.

Baca juga: Trump Bakal Bangun Pangkalan Militer di Damaskus, Hubungan AS dan Suriah Kian Mesra

Al Sharaa, yang kini memimpin pemerintahan transisi, menggantikan Presiden Bashar Al Assad yang digulingkan pada Desember 2024 oleh koalisi pemberontak.

Adapun IRGC dan Hizbullah sebelumnya adalah pendukung utama rezim Assad. Sementara itu, Hamas tidak memiliki kehadiran pasukan bersenjata di Suriah.


Masih pada hari yang sama, Barrack menggelar pertemuan diplomatik bersama tokoh-tokoh kunci, termasuk Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan, dan perwakilan Suriah Asaad Al Shaibani. 

Pertemuan tersebut membahas langkah-langkah strategis untuk mengintegrasikan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) ke struktur ekonomi, pertahanan, dan pemerintahan sipil Suriah yang baru.

SDF, yang didukung Washington dan dipimpin kelompok Kurdi, berperan penting dalam penggulingan ISIS dari wilayah terakhirnya di Suriah.

Komandan SDF, Mazloum Abdi, bulan lalu menyatakan kepada AFP bahwa pihaknya mencapai kesepakatan awal dengan Damaskus terkait integrasi pasukan SDF ke militer dan institusi keamanan nasional.

Dalam pernyataan terpisah di X pada Selasa (11/11/2025), Abdi mengungkapkan bahwa ia telah membahas percepatan integrasi bersama Tom Barrack.

Pemerintah transisi Suriah dan SDF pada Maret 2025 menandatangani perjanjian untuk menggabungkan pasukan ke dalam lembaga-lembaga sipil dan militer nasional.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved