Gus Yahya Tanggapi Santai Rumor Rp 900 Miliar di Tengah Desakan Mundur dari Ketua Umum PBNU

Gus Yahya menyebut salah satu rumor yang beredar bahkan menuduh dirinya memakai uang organisasi sebesar Rp 900 miliar.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL
Ketua Umum PBNU KH Yahya Kholil Staquf alias Gus Yahya (tengah) 
Ringkasan Berita:
  • Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengaku belakangan ini banyak mendengar rumor yang beredar tentang dirinya.
  • Gus Yahya menyebut salah satu rumor yang beredar bahkan menuduh dirinya memakai uang organisasi sebesar Rp 900 miliar.
  • Terkait siapa yang diduga menyebarkan rumor tersebut, Gus Yahya memilih tidak berprasangka.

 

SERAMBINEWS.COM, SURABAYA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengaku belakangan ini banyak mendengar rumor yang beredar tentang dirinya.

Karena hanya sebatas rumor, ia memilih untuk tidak menanggapi satu per satu isu tersebut.

 “Banyak sekali rumor belakangan ini di PBNU tentang saya, tapi saya tidak akan menanggapi karena hanya rumor,” katanya usai pertemuan dengan para Ketua PWNU tingkat provinsi di Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari.

Gus Yahya menyebut salah satu rumor yang beredar bahkan menuduh dirinya memakai uang organisasi sebesar Rp 900 miliar.

“Macam-macam rumor yang keluar, ada yang menyebut saya makan uang organisasi Rp 900 miliar, dan sebagainya,” ujarnya.

Terkait siapa yang diduga menyebarkan rumor tersebut, Gus Yahya memilih tidak berprasangka.

 “Saya tidak akan bertindak atas dasar rumor atau prasangka,” tegasnya.

Di tengah menguatnya dinamika internal, Gus Yahya menyatakan yakin bahwa NU akan mampu menghadapi tantangan organisasi.

“NU adalah organisasi berusia tua yang kenyang pengalaman menyelesaikan dinamika internal maupun eksternal,” ucapnya.

Baca juga: Mustasyar PBNU Syaikhuna Abu MUDI Genap 76 Tahun, Sosok Al-Mujaddid Millenial dan Ulama Konsisten

Desakan Mundur dari Syuriah PBNU

Risalah rapat harian Syuriah PBNU yang ditandatangani Ketua Dewan Syura PBNU KH Miftahul Akhyar pada 20 November 2025 beredar dua hari terakhir.

Salah satu poin penting dalam risalah itu meminta Gus Yahya mundur dari posisi ketua umum selambat-lambatnya tiga hari setelah risalah ditandatangani. Jika tidak, Syuriah memutuskan akan memberhentikannya.

Alasan permintaan pengunduran diri itu antara lain terkait hadirnya akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz, sebagai narasumber Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).

Peter selama ini dianggap bagian dari jaringan Zionisme internasional dan dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

Risalah juga menyoroti dugaan persoalan tata kelola keuangan PBNU yang dianggap berpotensi melanggar hukum syariat dan membahayakan badan hukum organisasi.

Gelar Pertemuan Maraton dengan PWNU dan Ulama

Pasca desakan tersebut, Gus Yahya menggelar rangkaian pertemuan dengan berbagai pihak.

Setelah mengumpulkan para Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama tingkat provinsi, pada Minggu malam ia dijadwalkan menghadiri Silaturahim Alim Ulama di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta. 

Dalam undangan yang beredar, terdapat 76 ulama dari berbagai daerah yang diundang.

Di antaranya, istri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Shinta Nuriyah, mantan Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj, dan mantan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

“Dari para ulama ini nanti saya berharap ada suara moral yang bisa memperbaiki dinamika ke arah yang lebih maslahat,” ujar Gus Yahya.

Baca juga: PBNU Buka Suara Soal Tudingan Terima Dana dari Perusahaan Tambang Raja Ampat

Gus Yahya: Rapat Syuriah Tak Bisa Berhentikan Ketua Umum PBNU

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebut, mekanisme pemberhentian Ketua Umum PBNU tidak bisa hanya ditetapkan melalui rapat harian Syuriah.

"Sesuai aturan AD/ART NU, rapat harian Syuriah tidak bisa menetapkan pemberhentian ketua umum PBNU," kata Gus Yahya usai menggelar pertemuan dengan para Ketua PWNU tingkat provinsi di Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari.

 "Contohnya memberhentikan wakil sekjen atau ketua lembaga saja, rapat Syuriah tidak bisa, apalagi ketua umum," ujar dia lagi.

Terlepas dari semua persoalan administrasi kelembagaan, Gus Yahya yakin dinamika di internal NU akan segera dapat teratasi dengan baik demi kemaslahatan bersama.

 "Saya optimis NU yang sudah berusia tua dan sudah banyak mengalami dinamika akan bisa mengatasi masalah dalam dirinya dengan baik demi kemaslahatan umat," ujarnya.

Risalah rapat harian Syuriah PBNU yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Syura PBNU KH Miftahul Akhyar pada 20 November 2025 beredar sejak dua hari lalu.

Poin penting dari risalah tersebut yakni meminta agar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari kursi ketua umum paling lama tiga hari sejak risalah tersebut ditandatangani.

 Jika dalam tiga hari belum mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriah PBNU memutuskan akan memberhentikan Gus Yahya dari Ketua PBNU.

Dalam risalah juga dijelaskan latar belakang alasan permintaan agar Gus Yahya mengundurkan diri, di antaranya terkait hadirnya akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz, sebagai narasumber dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).

Sedangkan Peter Berkowitz selama ini dianggap tokoh dalam jaringan zionisme internasional.

 Hal itu dianggap melanggar nilai dan ajaran ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.

Alasan lain, dalam risalah disebutkan bahwa tata kelola keuangan di PBNU mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum syariat Islam sehingga membahayakan eksistensi badan hukum PBNU.

Baca juga: VIDEO - Detik-Detik Mengerikan! Lahar Besar Semeru Meluncur Usai Erupsi

Baca juga: Harga Emas Pegadaian UBS dan Galeri24 Hari Ini Bergerak Dua Arah: Ada yang Turun, Cek Rinciannya

Sumber: Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved