Breaking News

Kupi Beungoh

Dr A Rani Usman MSi: Dari Pedalaman Aceh Timur Membangun Jaringan ke Negeri Tirai Bambu

Menurut Dr. Rani, peradaban China merupakan salah satu yang tertua dan tertinggi di dunia.

Editor: Amirullah
Serambinews.com
Syaqira Assyabirra. Mahasiswi Prodi KPI FDK UIN Ar-Raniry 

Meski sempat terpuruk akibat perang dan bencana pada tahun 1960-an, China bangkit dengan tekad memperbaiki kondisi ekonomi pedalaman mereka. Kini, negeri itu tumbuh menjadi salah satu kekuatan besar dunia, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun militer. 

Cara China berkomunikasi dengan dunia luar salah satunya dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak di seluruh dunia. Melalui pendidikan, mereka menyebarkan ilmu pengetahuan, peradaban, dan ekonomi. 

“Etnis China di Indonesia sendiri merupakan minoritas yang dominan di dalam bidang ekonomi” ujarnya.

“Mereka punya etos kerja tinggi, moral yang baik, jam kerja disiplin, dan wawasan yang luas,” sambung Rani. 

Karena Indonesia merupakan mitra strategis bagi Tiongkok, Dr. Rani menekankan pentingnya hubungan sejajar. “Kalau tidak, kita akan tertinggal,” ujarnya.

“Bangunlah hubungan baik dengan negeri China. Bek lagee katak lam tempurung (jangan menutup diri dari dunia luar)”

Beliau juga menambahkan, komunikasi antara Aceh dan China sudah terjalin sejak masa kesultanan Samudra Pasai yang bekerja sama dengan Dinasti Ming. Bahkan duta besar pertama dari Aceh bukan ke Belanda, melainkan ke Nanjing, China.

Sekitar 50 persen masyarakat Dinasti Ming kala itu beragama Islam, namun hal ini jarang diketahui karna minimnya informasi positif tentang China di media.

“Yang sering muncul justru berita negatif, padahal hubungan kita sudah sangat lama dan baik,” ujar pria ramah ini.

Baca juga: Pendidikan Magister Ekonomi Syariah, Sejarah Baru bagi Barsela

Cita-cita yang Tertunda

Sebagai dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (2012-2016), A Rani memiliki mimpi besar untuk memajukan kampus. Pada masa kepemimpinannya, beliau membuka kelas internasional sejak tahun 2012 hingga 2016.

Sejak 2012, beliau sudah banyak mengirim mahasiswa ke China dengan harapan kembali ke Fakultas Dakwah UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan mengajar di Fakultas Dakwah. 

Namun kini, program tersebut sudah tidak berjalan lagi. Bagi beliau, itu adalah cita-cita yang tertunda, menunggu generasi penerus yang memiliki semangat dan sumber daya untuk melanjutkannya. 

“Banyak alumni kelas internasional yang dibuka Mullah Rani sekarang bekerja di berbagai lembaga besar, baik di Aceh maupun di provinsi lain, termasuk ada yang menjadi dosen di UIN Palembang,” kata dosen kami dari kelas Writing, Editing dan Reporting, Hasan Basri M.Nur PhD.

Salah satu mimpi besarnya adalah mendirikan Program Studi Bahasa Mandarin di Aceh, di mana pun itu. Karena keterbatasan sumber daya, beliau akhirnya membuka kelas Bahasa Mandarin di rumahnya sendiri. 

Pesan untuk Mahasiswa

Menurut Dr. Rani, mahasiswa masa kina harus mampu melawan hoax, berpikir positif, serta mencari nilai-nilai baik dalam setiap hal.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved