Video

VIDEO REKOR TRAGIS! 2.500 Aparat Gempur Benteng Narkotika, 64 Orang Jadi Korban

Serangan besar-besaran yang dikenal sebagai “Operação Contenção” hari ini, selasa (28/10/2025) merenggut setidaknya 64 korban jiwa

Editor: Fadia Azzahara

SERAMBINEWS.COM - Serangan besar-besaran yang dikenal sebagai “Operação Contenção” hari ini, selasa (28/10/2025) merenggut setidaknya 64 korban jiwa, termasuk empat anggota kepolisian, menjadikannya operasi kontra-narkotika paling mematikan dalam sejarah Brazil. 

Operasi ini dilancarkan di kawasan kumuh (favela) miskin di utara Rio, menargetkan benteng utama sindikat kriminal Comando Vermelho (Red Command), khususnya di Complexo do Alemão dan Complexo da Penha.

Berdasarkan konfirmasi dari sejumlah media internasional seperti Reuters, AP, dan Al Jazeera, lebih dari 2.500 personel keamanan, terdiri dari polisi dan militer, telah dimobilisasi. 

Pengerahan ini melibatkan penggunaan 32 kendaraan berlapis baja dan beberapa helikopter tempur untuk menembus zona yang sangat berbahaya.

Baca juga: VIDEO Peretas Pro-Palestina Klaim Bobol Data Senjata Rahasia Israel dari Kontraktor Pertahanan

 Gubernur Rio de Janeiro, Cláudio Castro, menyebut aksi ini sebagai yang terbesar dalam sejarah negara bagiannya dan menggambarkannya sebagai "perang melawan narkoterorisme.

" Ia menyatakan bahwa kini mereka berhadapan bukan lagi dengan penjahat biasa, melainkan dengan organisasi bersenjata lengkap yang bersifat militer.

Kelompok hak asasi manusia menyuarakan kekhawatiran besar. Juru bicara NGO Justiça Global mengatakan bahwa meskipun mereka tidak menentang penegakan hukum, penggunaan kekerasan yang melampau di kawasan berpenduduk umum jelas membahayakan nyawa orang tidak bersalah.

Baca juga: VIDEO Perang Balas Dendam Pecah di Tepi Barat: Al-Quds Ubah Jabaa Jadi Ladang Ranjau Tufan

Menteri Kehakiman, Ricardo Lewandowski, menyampaikan bahwa tindakan unilateral seperti itu dapat merusak koordinasi keamanan nasional dan berpotensi memicu krisis diplomatik jika terjadi pelanggaran hak asasi manusia. 

Di sisi lain, Profesor Rafael Lima dari Universiti São Paulo menegaskan bahwa tindakan bersenjata semata-mata tidak akan mengakhiri lingkaran kekerasan ini, selama tidak ada rencana sosial untuk memulihkan komunitas yang menjadi sasaran perekrutan geng narkoba.

Operasi ini berhasil menahan 81 terduga pelaku dan menyita 42 senapan otomatis, namun keberhasilannya harus dibayar mahal dengan hilangnya 64 nyawa.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved