Video

VIDEO - Israel Hujani Rudal ke Beit Lahiya, Qatar Putus Asa: Harapan Damai Telah Pupus

Israel mengklaim gempuran itu menargetkan gudang penyimpanan senjata Hamas yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap pasukannya.

|

SERAMBINEWS.COM – Langit Gaza kembali merah menyala. Militer Israel menggempur wilayah Beit Lahiya, Gaza utara, pada Rabu (29/10/2025), dalam serangan udara yang disebut paling intens sejak gencatan senjata diumumkan.

Sedikitnya dua orang tewas dalam serangan tersebut, namun ledakan bertubi-tubi di kawasan padat penduduk itu memicu gelombang kepanikan dan mengancam runtuhnya kesepakatan damai yang rapuh.

Israel mengklaim gempuran itu menargetkan gudang penyimpanan senjata Hamas yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap pasukannya. Namun, serangan brutal ini kembali memancing kecaman internasional, setelah laporan muncul bahwa korban sipil ikut berjatuhan.

Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran ke Gaza, Tuduh Hamas yang Langgar Gencatan Senjata

Serangan di Beit Lahiya terjadi hanya sehari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan balasan keras atas tewasnya seorang tentara Israel di Rafah.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 104 orang meninggal dunia, sebagian besar perempuan dan anak-anak, akibat serangan balasan tersebut.

Israel berdalih hanya membidik anggota senior Hamas, sementara pihak Hamas menolak tudingan itu dan menegaskan tetap berkomitmen pada gencatan senjata.

Dari Washington, Presiden AS Donald Trump bersikeras menyebut gencatan senjata masih berlaku, meski ledakan dan rentetan roket terus mengguncang Gaza.

Baca juga: VIDEO - Gencatan Senjata Hanya Nama! Israel Masih Hujani Gaza, Trump: “Bukan Masalah Besar”

Namun, pernyataan itu dibantah keras oleh Qatar, mediator utama perdamaian regional.
Juru bicara pemerintah Qatar menyatakan frustrasi mendalam, menyebut bahwa “harapan singkat untuk ketenangan kini telah berubah menjadi keputusasaan.”

Doha menegaskan tetap berupaya menjaga jalur diplomatik agar fase kedua gencatan senjata termasuk rencana pelucutan senjata Hamas dapat berjalan sesuai kesepakatan.

Namun di Gaza, asap hitam dan jeritan warga menjadi bukti bahwa perdamaian masih jauh dari kenyataan.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved