Salam
Mengapa Orang Gila Marah Kepada Ustad?
Banyaknya ustad dan ulama yang menjadi sasaran orang gila, awalnya dianggap hoax alias kabar yang mengada-ada
Banyaknya ustad dan ulama yang menjadi sasaran orang gila, awalnya dianggap hoax alias kabar yang mengada-ada. Namun, pelan-pelan, serangan orang gila terhadap tokoh agama semakin nyata dan seolah meluas dan menjadi fenomena yang membingungkan. Bahkan, entah secara kebetulan, dua hari lalu, seorang ustad di Aceh Tenggara mukanya dihantam dengan batu oleh seorang pria yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Menurut polisi, Ustad Suryadinsyah, diserang seorang pria seusai shalat Zuhur di masjid kampungnya, Desa Amaliah, Kecamatan Bukit Tusam, Agara. “Ketika sedang menutup pintu masjid, dia datang tiba. Saya dipukul pakai batu,” ungkap Suryadinsyah kepada polisi.
Korban belum mengetahui motif penyerangan terhadap dirinya. Adi, pria yang menyerang sang ustad merupakan warga sedesa dengan korban. “Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa dan kini sudah diamankan di mapolres,” kata Kapolres Agara Kapolres Agara, AKBP Gugun Hardi Gunawan MSi.
Sampai kemarin, secara nasional, pihak kepolisian sudah mengamankan belasan atau mungkin puluhan orang yang diduga sakit jiwa dengan dugaan menyerang para tokoh agama di sejumlah tempat. Tentang fenomena “aneh” ini, polisi berharap siapapun jangan membuat kesimpulan macam-macam. Misalnya, ada yang menyebut itu sebagai sebuah gerakan yang sengaja direkayasa. “Pernyataan-pernyataan semacam itu meresahkan para ulama,” kata Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Ari Dono Sukmanto.
Agar tak banyak isu yang berkembang dalam masyarakat, maka dalam dialog antara MUI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), beberapa waktu lalu, para ulama dari berbagai organisasi kemasyarakatan meminta agar polisi cepat mengambil kesimpulan terhadap kasus-kasus kekerasan yang menimpa para ulama sejak Desember 2017.
Mensos Idrus Marham mengaku curiga terhadap fenomena orang gila yang mendadak beringas di mana-mana. Apalagi orang-orang yang disebutkan gila itu menyerang ulama dan tokoh agama.
Meski fenomena tersebut cukup meresahkan, Mensos mengharapkan masyarakat memberi kepercayaan kepada Polri untuk mengusutnya. “Sebagai negara hukum, penanganan masalah itu harus dipercayakan kepada instansi yang berwenang yakni Polri. Karena itu, polri selaku institusi penegak hukum perlu secepatnya melakukan kajian dan pengungkapan fakta mengenai masalah yang terjadi,” kata Idrus.
Dalam pandangan kita, fenomena orang gila dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, khususnya di Aceh, memang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab, banyak di antara mereka yang sudah sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
Sebagai contoh, beberapa hari lalu seorang ibu di Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, meninggal dunia karena dipukul menggunakan balok oleh anak kandungnya yang menurut polisi mengalami gangguan jiwa. Sang pelaku sudah berkali-kali dirawat di rumah sakit jiwa.
Para orang gila yang berada di tengah-tengah masyarakat itu, sangat berpotensi mengganggu ketenteraman. Karenanya, pemerintah harus punya program menanganinya. Nah?!