Rupiah Makin Tertekan dan Dekati Level Rp 14.000 per Dollar AS, Begini Tanggapan BI
Kami minta semua untuk bersama-sama dan kita tetap berada di pasar, dan kita harap bisa atasi situasi in
SERAMBINEWS.COM - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa tetap akan berada di pasar untuk menjaga volatilitas nilai tukar rupiah. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk jangan panik.
Seperti diketahui, berdasarkan Kurs Referensi JISDOR, nilai tukar rupiah pada 23 April 2018 sebesar Rp 13.894 per dollar AS.
Sementara itu di pasar spot, rupiah sempat menyentuh level Rp 13.983 per dollar tapi berakhir pada level Rp 13.975 per dollar AS.
Baca: Gawat! Rupiah Keok Hanya Gara-gara Kicauan Donald Trump di Twitter Tentang Ini
Baca: Sempat Dilarikan ke Hutan, KPK Pamerkan Uang Suap Miliaran Rupiah Wali Kota Kendari
Baca: Keluarga Asal Meulaboh Ini Miliki Dua Surat Obligasi Pembelian Pesawat, Ini Nominal Rupiah
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Rahmatullah mengatakan, pelemahan nilai tukar ini tidak perlu disikapi berlebihan sebab negara lain juga mengalami hal ini. Bahkan ada yang lebih buruk.
Berdasarkan data BI per Jumat (20/4/2018), depresiasi nilai tukar rupiah hanya -2,23%. Ia mengatakan, yang paling buruk adalah nilai tukar lira, Turki yang terdepresiasi sebesar -6,54%.
Baca: Nilai Tukar Rupiah Masih Loyo Terhadap Dolar AS, Begini Kata Analis
Baca: Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS, Terendah Sejak Awal 2017
Baca: VIDEO: Kamu Bisa? Begini Cara Tunanetra Mengenali Uang Rupiah
Baca: Kasih Uang Hingga Rp 64 Juta Untuk Digandakan, Pria Ini Terkejut Lihat Isi Dalam Dua Kardus
“Seperti pergerakan nilai tukar di emerging market, year to date banyak sekali yang di atas rupiah depresiasinya. Peso Filipina year to date terdepresiasi -4,15%, ringgit Malaysia 3,82% terapresiasi, rupee India -3,38%, real Brasil -2,81%. Masih banyak yang lebih parah dari kita,” ucapnya di Gedung BI, Senin (23/4/2018).
Oleh karena itu, menurut Rahmatullah, BI bisa memahami dengan kejadian ini, yang lebih disebabkan oleh faktor eksternal.
Baca: Isu Perang Dagang Membuat Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan