Gempa Palu Sulawesi Tengah

Sudah Lima Hari, Ribuan Orang di Balaroa Masih 'Terkubur' Bersama Lumpur

Saat permukaan bumi diputar-putar, tidak ada yang selamat dari kawasan ini. Semua yang ada di atasnya tenggelam bersama lumpur

Editor: Fatimah
KRISTIANTO PURNOMO
Puing bangunan di Perumnas Balaroa akibat gempa bumi yang mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia. 

SERAMBINEWS.COM - Ribuan orang yang hilang di Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah, pasca-gempa dan tsunami pada 28 September 2018 belum juga ditemukan hingga Rabu (3/10/2018).

Kawasan permukiman padat penduduk ini hilang tenggelam saat gempa besar mengguncang Kota Palu.

"Awalnya bumi seperti meloncat-loncat, kami sangat ketakutan. Tidak hanya itu, kemudian kami seperti diputar-putar," kata Nur Faidah (42), warga Perumnas Donggala Kodi yang tidak jauh dari lokasi, Rabu (3/10/2018).

Baca: Hobi Berbohong tapi Tak Menyadarinya, Bisa Jadi Anda Mengidap Penyakit Mithomania

Saat permukaan bumi diputar-putar, tidak ada yang selamat dari kawasan ini. Semua yang ada di atasnya tenggelam bersama lumpur yang keluar dari rekahan bumi.

"Kawasan Balaroa belum ada yang menyentuh, kondisi saat ini asli. Warga korban masih di dalam tanah ini," kata Oskar, warga Palu.

Oskar menyebutkan, ribuan orang yang tinggal di kawasan ini terkubur hidup-hidup. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri.

Baca: 900 Siswa SMA Se-Banda Aceh Ikut Tes Urine, Kadisdik Aceh: Ini bukan Operasi untuk Menangkap Siswa

Pada saat gempa awal masyarakat mengungsi dan berkumpul di lapangan. Namun saat gempa kedua kawasan ini berubah menjadi yang menakutkan. Tanah menekuk bergelombang, dari rekahannya keluar lumpur lunak yang bergerak berputar-putar menggiling semua yang ada di atasnya.

"Tidak ada yang selamat, banyak saudara saya yang hilang," kata Nur Faidah.

Dia menggambarkan guncangan gempa yang terjadi seperti diaduk-aduk. Lapisan tanah di dalam keluar menimbun lapisan atasnya, diputar dan digerakkan berulang-ulang.

Baca: Abdulleh Puteh Maafkan Komisioner KIP Aceh dan KPU serta Cabut Gugatan di DKPP

"Menara masjid itu aslinya berada di sana, sekitar 300 meter," kata Nur Faidah sambil menunjuk lokasi tempat awal masjid.

Saat ini, warga Balaroa masih fokus pada menyelamatkan yang hidup. Anak-anak, kaum wanita dan usia lanjut yang tersisa harus dirawat. Mereka menempati pengungsian yang jauh dari kayak.

(Rosyid A Azhar)

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Sudah Lima Hari, Ribuan Orang di Balaroa Masih 'Terkubur' Bersama Lumpur

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved