Petani di Pidie Jaya Mulai Gunakan Mesin Ini Untuk Tanam Padi

Salah seorang IRT berkata, “Nyan baro pas, kamoe ureung inong pih kapree jak seumula

Penulis: Abdullah Gani | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/ABDULLAH GANI
ZAMAN teknologi sekarang ini semua serba mesin. Seperti bidang pertanian pangan. Kadistanpang Pidie Jaya, drh Muzakkir Muhammad, Senin (22/10) melakukan tanam padi menggunakan Rece Trans Planter (mesin tanam) di persawahan Desa Blang Sukon-Cubo Kecamatan Bandarbaru, Pidie Jaya. 

Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Kemajuan bidang teknologi saat ini, semua kegiatan menjadi lebih mudah karena menggunakan tenaga mesin.

Sektor pertanian pangan misalnya, beberapa pekerjaan tidak lagi dilakukan secara manual, tapi dengan mesin.

Jika olah tanah menggunakan traktor dan panen hingga menghasilkkan gabah siap jual memakai Combin Hesvester.

Baca: DKP Pidie Jaya Fokus Kembangkan Lahan Garam 183 Ha, Ini Lokasinya

Belakangan untuk tanam pun dengan mesin yang nama alat Rece Tran Planter.

Di Pidie Jaya, alat tanam sebenarnya sudah pernah diperkenalkan Dinas Pertanian setempat dua tahun lalu di beberapa kelompok tani.

Tapi sayang, petani  tampaknya kurang berminat menggunakannya.

Padahal, dibandingkan dengan panen secara manual atau dengan sabit, memakai mesin jauh lebih hemat.

Diakui, menggunakan alat ini petani harus cekatan dan bekerja ektra terutama dalam menyiapkan lahan agar saat tanam kondisi tanah harus macak-macak (licah-licah-red).

Baca: Penuhi Bibit Udang dan Ikan, DKP Pidie Jaya Bangun Kembali BBMSF Setelah Hancur Akibat Gempa 2016

Faktor inilah yang selain sulit dilakukan karena sistem pengairan belum begitu baik apalagi musim hujan juga  petani itu sendiri terkadang repot bekerja karena ingin cepat.

Senin (22/10/2018) Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie Jaya melakukan ujicoba menggunakan mesin tanam di sawah Blang Sukon-Cubo Kecamatan Bandarbaru.

Tanam pakai mesin dilakukan Distanpang di lahan sawah milik petani yang kini tanam untuk ketiga kalinya (sebelumnya lahan itu adalah semak belukar) yang kemudian dicetak jadi sawah.

Kadistanpang Pijay, drh Muzakkir didampingi Kabid Perluasan Areal, drh Mahdi dan Kasie Usaha Tani/Mekanisasi, Abi Syarif, kepada Serambinews,com mengatakan, jika mesin dimaksud mendapat respon baik dari petani, pihaknya akan menambah sejumlah yang dibutuhkan.

Baca: Pengurus Tastafi di Pijay Berkumpul di Dayah Munawwarah, Ini yang Dibahas

Apalagi, lahan di kawasan tersebut termasuk areal sawah cetak baru luasnya mencapai sekitar 45 hektare.

Saat ini, penggunakan alat tanam juga digunakan beberapa kelompok tani di Pijay.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved