PHE Didemo, Ini Pengakuan Ibu-ibu yang Ikut Bawa Balita ke Lokasi

Satgas Lembaga Pemuda Rakyat Aceh Republik Indonesia bersama warga melakukan aksi demo di Point A Pertamina Hulu Energi (PHE).

Penulis: Jafaruddin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Para ibu-ibu bersama balitanya berteduh di bawah tenda saat ikut demo ke lokasi Point A Pertamina Hulu Energi (PHE), Acedh Utara, Selasa (19/2/2019). 

Laporan Jafaruddin | Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Satgas Lembaga Pemuda Rakyat Aceh Republik Indonesia (Lemparari) bersama sejumlah warga pada Selasa (19/2/2019) melakukan aksi demo di Point A Pertamina Hulu Energi (PHE).

Dalam demo itu juga hadir puluhan ibu-ibu yang membawa balitanya ke lokasi demo.

Namun, mereka mengaku diajak ke lokasi rapat, tapi sampai ke lokasi baru mengetahui ada unjukrasa.

Demo itu dilakukan Lemparari, karena Yayasan Tanglong Nanggroe yang sudah memenangkan tender besi tua peninggalan ExxonMobil ini, tak bisa mengambil lagi besi tua tersebut untuk dijual.

Seorang ibu, kepada Serambinews,com menyebutkan, ia hadir ke lokasi itu karena diajak dengan tujuan mengikuti rapat.

Sedangkan sebagian ibu-ibu lainnya malah mengaku tidak mengetahui tujuan diminta hadir ke lokasi demo itu.

Baca: Warga Enam Kecamatan Minta Pusat Hibah Besi Tua di Exxon

Baca: Oknum Dosen Ini Rudapaksa Mahasiswi, Bujuk Dapat Nilai Bagus Hingga Ancam Sebar Video Bila Menolak

Baca: Nelayan asal Aceh Utara Dikabarkan Menghilang di Perairan Aceh Besar, Begini Ceritanya

Sesampai di lokasi demo, ibu-ibu dan balitanya itu berteduh di bawah dua tenda yang sudah didirikan di samping pintu pagar PHE.

“Saya tidak tahu tujuan hadir ke sini. Karena saya hanya diminta untuk hadir saja. Ternyata sampai ke sini, malah seperti ini (demo),” ujar seorang ibu asal Kecamatan Paya Bakong yang minta tak disebut namanya.

Seorang ibu asal Kecamatan Matangkuli yang ditanyai Serambinews.com juga menyebutkan hal serupa.

"Karena disampaikan ada rapat, makanya kami tadi pagi dengan menggunakan sepeda motor, hadir ke sini. Padahal di kampung hari ini ada seunujoh (kenduri hari ketujuh orang meninggal),” katanya.

“Kami berharap setelah selesai kegiatan ini, nantinya ada uang saku yang diberikan,” tambah ibu asal Kecamatan Matangkuli itu.

Baca: ARBI Aceh Dukung Prabowo Lepaskan HGU untuk Eks Kombatan GAM

Baca: Seorang Anggota Polisi di Papua Dikeroyok dan Ditendang, Pistol Korban Dirampas Pelaku

Baca: Demo Tuntut Transparansi Beasiswa, Mahasiswa Unsam Langsa Bertahan Hingga Malam di Kampus

Sementara itu, Ketua Umum Lemparari, T Muslem, menyebutkan ibu-ibu yang hadir ke lokasi itu adalah janda korban konflik.

Mereka datang sendiri ke lokasi itu atas keinginannya, karena menyadari besi tersebut adalah haknya.

“Kalau ini terlaksana (besi tua berhasil dikeluarkan untuk dijual), mereka akan kami berikan santunan saat jelang lebaran,” katanya.

Aksi ini dikawal polisi puluhan personel Polres Aceh Utara. Jelang pukul 12.00 WIB Selasa (19/2/2019) siang, ibu-ibu itu pun mulai meninggalkan lokasi demo tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved