Derita Pianto, Balita asal Kota Subulussalam yang Didera Gizi Buruk
Balita malang, anak dari pasangan Fanotona La'ia (34) dengan Jernih Ndruru (29) terkulai lemas tak berdaya akibat menderita penyakit gizi buruk.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kabar duka dunia kesehatan berembus dari sudut Kota Subulussalam. Adalah, Pianto Syahputra Laia bocah laki-laki berusia (1,8) tahun Penduduk Desa Penuntungan, Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam kini di rawat di ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh akibat menderita gizi buruk.
Balita malang, anak dari pasangan Fanotona La'ia (34) dengan Jernih Ndruru (29) terkulai lemas tak berdaya akibat menderita penyakit gizi buruk.
Alkausarni alias Ican, pegiat Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kota Subulussalam kepada Serambinews.com, Rabu (13/3/2019) mengatakan jika tubuh Pianto kini semakin ceking, seperti tinggal kulit dengan perut membusung hingga tampak lekukan atau garis tulang yang terbungkus kulit.
Menurut Alkausarni Pianto sudah beberapa hari ini dirawat di rumah sakit pemerintah terbesar di Aceh itu.
Rasa iba akan muncul dengan sendirinya manakala menengok kondisi bocah kelahiran 1 Agustus 2017 tinggal tulang dibalut kulit.
Baca: Begini Kondisi Bocah Gizi Buruk di Aceh Utara Setelah Sepekan tidak Makan
Baca: Pijay Tangani Balita Gizi Buruk
Baca: 12 Balita Derita Gizi Buruk
Bibir anak kedua dari dua bersaudara itu pecah-pecah.
“Waktu itu berat badannya hanya 5 kilogram. Kondisinya semakin parah. Hari kedua berat badannya turun drastis menjadi 2,5 kilogram. Di hari ketiga naik lagi menjadi 4 kilogram,” terang Alkausarni.
Ditambahkan, akibat penyakit gizi buruk yang dideritanya mulai menyebabkan komplikasi penyakit lain.
Kata dokter, lanjut Alkausarni Pianto juga terindikasi mengalami anemia dan kesehatan jantungnya turut terganggu. Sehingga, Pianto diharuskan rujuk ke RSUDZA atau rumah sakit di Medan, Sumatera Utara.
Melihat kondisi ini, Global Zakat melalui MRI Subulussalam akhirnya menyalurkan bantuan membawa sang balita malang ini berobat ke Banda Aceh serta biaya hidup di sana.
Namun demikian, keluarga kecil itu masih sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan sebab diperkirakan akan menelan hingga Rp 85 juta.
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya hidup selama masa pengobatan adik Pianto dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Berdasarkan catatan Serambinews.com, Pianto bukanlah bocah pertama di Subulussalam didera penyakit gizi buruk.
Beberapa tahun lalu, juga terdapat anak di Desa Jabi-Jabi, Kecamatan Sultan Daulat yang menderita gizi buruk sejak balita hingga bertahun.
Baca: Kakak Beradik di Pidie Didera Gizi Buruk
Baca: Gadis Cilik Alami Gizi Buruk
Baca: Lima Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Wabah Campak dan Gizi Buruk di Asmat