Tu Sop: Persaingan Antarcaleg Jadi Pemicu Politik Uang Menjelang Pencoblosan 17 April
Ada beberapa penyebab suburnya praktik politik uang di tengah masyarakat selain memudarnya kepercayaan masyarakat kepada calon anggota DPR.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Menjelang pemilu pada 17 April mendatang, tensi politik uang atau jual beli suara semakin kental dirasakan.
Ada beberapa penyebab suburnya praktik politik uang di tengah masyarakat selain memudarnya kepercayaan masyarakat kepada calon anggota DPR.
Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (Huda) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau akrab disapa Tusop kepada Serambinews.com, Jumat (5/4/2019) mengatakan lahirnya praktik politik uang dalam masyarakat karena tidak terbangunnya persepsi atau pemahaman yang benar tentang politik itu sendiri.
Baca: Di Lhokseumawe, UAS Sebut Kepanjangan NGOPI yang Sangat Menakjubkan dan Paparkan Filosofinya
Baca: Ini Pendapat UAS dalam Memilih Pemimpin pada 17 April Mendatang
Baca: Hasil Perempat Final Malaysia Open 2019, Jonatan Christie Lolos Semifinal Usai Singkirkan Viktor
Selain itu, ada juga pihak-pihak yang mengandalkan praktik politik uang sebagai strategi meraup suara karena kalah saing dengan calon legislatif (caleg) lain.
“Persaingan yang terlalu ketat karena terlalu banyak jumlah calon juga menjadi salah satu penyebab terjadinya politik uang,” ujarnya.
Sebagai gambaran, untuk tingkatan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) saja ada 1.298 calon anggota DPRA dari 20 partai politik (parpol) yang bertarung memperebutkan 81 kursi DPRA pada Pemilu 2019.(*)