Baladhika Indonesia Jaya Aceh: TKD jangan Cuci Tangan Atas Kegagalan Memenangkan Jokowi di Aceh
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin kalah dalam perolehan suara di Aceh.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Yusmadi
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin kalah dalam perolehan suara di Aceh.
Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh Jokowi-Amin, Irwansyah mengatakan bahwa kekalahan itu terjadi karena banyaknya berita hoaks yang ditujukan untuk Jokowi-Amin.
Padahal, pihaknya telah bekerja menghalau fitnah yang dialamatkan kepada Jokowi dan menyampaikan kepada masyarakat tentang program-program pembangunan.
"Ada fitnah dan hoaks yang terus menerus menimpa Pak Jokowi hingga menjadikan satu idiologi yang tanpa dasar untuk menjadi satu sikap penentuan dalam memilih calon presiden," ungkap Irwansyah.
Menyikapi pernyataan tersebut, Ketua Baladhika Indonesia Jaya Aceh, Fikri Haikal mengatakan menyesali statmen Ketua TKD Aceh, Irwansyah alias Tgk Maksalmina.
Baca: 415 TPS di Sejumlah Daerah Laksanakan Pemungutan Suara Susulan, 2 TPS di Aceh Utara Pada 23 April
Baca: Prabowo-Sandiaga Raih 84,5 Persen Suara di Tamiang
Baca: Di Nagan Raya, Proses Rekap Suara Masih di Tingkat Kecamatan
“Bagi kami sesungguhnya TKD lah yang sedang memfitnah rakyat Aceh. Menuding rakyat Aceh termakan hoaks adalah bentuk cuci tangan dan buang badan TKD Aceh atas kegagalan kinerja mereka dalam memenangkan Jokowi - Ma'ruf Amin di Aceh,” katanya.
Fikri menyatakan, semua faham bahwa rakyat Aceh adalah penganut Islam yang taat. Dia meyakini masyarakat Aceh tidak mudah termakan berbagai hoaks dan fitnah yang tak bertanggung jawab.
Karena itu, Baladhika Indonesia Jaya Aceh menuntut agar TKD Aceh meminta maaf secara terbuka kepada seluruh rakyat Aceh.
“Bagi kami, pilihan mayoritas rakyat Aceh terhadap Prabowo - Sandi dalam Pilpres kali ini murni didasari oleh kesadaran dari lubuk hati yang paling dalam karena semata-mata ingin melihat perubahan kepemimpinan di negeri ini,” ungkap dia.
Fikri menambahkan, msyarakat selama ini menilai kepemimpinan dan kinerja petahana masih jauh dari harapan rakyat.
“Kenapa menghakimi rakyat Aceh padahal ini jelas karena ketidak mampuan dan kebodohan tim dan relawan Jokowi Ma’ruf dalam bekerja,” kata dia lagi.
"Kalau malu dengan tuan-tuan anda di Jakarta, cukup dengan mengaku Anda telah gagal atas kebodohan dalam merebut hati pemilih di Aceh," tambah Fikri.
Seharusnya, lanjut dia, tim TKD Aceh introspeksi diri dan belajar banyak bukan menjadikan rakyat Aceh sebagai kambing hitam.
"Kalau tidak bisa menari jangan salahkan lantai, kalau tidak mampu mengambil hati rakyat jangan katakan rakyat Aceh bodoh, stop memburukkan bangsamu," pungkas Fikri. (*)