Geram Bukan Main, PM Mahathir Sebut Sultan Malaysia Bodoh dan Seperti Anak Kecil
Mahathir berani melontarkan pernyataan keras seperti itu lantaran Sultan ia nilai terlalu mencampuri urusan negara.
SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad dibuat geram bukan main.
Ia geram kepada Putra Mahkota Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
Tunku Ismail Sultan Ibrahim ialah putra ketiga Sultan Johor Ibrahim, yang kini berusia 34 tahun.
Mengutip Straits Times, Jumat (11/5/2019) Mahathir menyebut Sultan Johor bodoh dan seperti anak kecil.
Mahathir berani melontarkan pernyataan keras seperti itu lantaran Sultan ia nilai terlalu mencampuri urusan negara.
Contoh saja soal apakah pemerintah federal atau keluarga kerajaan yang punya hak tertinggi untuk mengelola pemerintahan negara bagian.
Baca: Kasasi T Mulya Fikri Dimenangkan Terhadap PAW A Hamid AW. Ini Upaya Kuasa Hukum
Baca: Tata Cara Shalat Idul Fitri 1440 H, Lengkap dengan Niat hingga Bacaan di Antara Takbir
Baca: Kedai Tuak Tetap Buka Selama Ramadhan, Ini Permintaan BKPRMI Aceh Tenggara
PM berusia 93 tahun tersebut meminta gar Sultan Ismail diam saja dan berhenti mengomel diluar sepengetahuannya.
"Saya tidak ingin mengomentari sultan karena jika saya mengatakan sesuatu yang tidak baik, itu tidak baik karena dia sultan," katanya.
"Tapi TMJ (Tunku Mahkota Johor atau putra Mahkota Johor) adalah anak kecil... Dia bodoh karena tidak tahu apa yang sedang terjadi," tambah Mahathir.

Tunku Ismail Sultan Ibrahim JDT
Ribut-ribut antara Mahathir dengan bangsawan Johor itu terjadi bebarengan dengan meningkatnya ketegangan antara Pemerintah Pakatan Harapan dan partai Oposisi penguasa Malaysia, UMNO.
Umno dan PAS menuding Pakatan Harapan mengikis kekuasaan 9 kerajaan Melayu dan institusi kerajaan Melayu.
Baca: VIDEO - Gema Ramadhan di Kampus Seribu Budaya, Laporan Syedara Lon dari Selangor, Malaysia
Baca: Beredar Informasi, Keuchik yang Hilang Saat Memancing Berada di Malaysia, Diduga Terjerat Kasus Ini
Semuanya bermula ketika Sultan Ismail mengatakan ada sebidang tanah pemerintah federal yang disisihkan untuk proyek kereta cepat Johor Baru - Singapura yang secara diam-diam dipindah tangankan kepada Sultan Ibrahim.
Berawal dari situlah Mahathir melontarkan pernyataan keras dibarengi penegasan jika pemerintah akan mengambil alih tanah tersebut untuk lahan jalur rapid transit system jurusan Johor Bahru (Malaysia) – Singapura.
Namun sialnya pengambilalihan itu bakal rumit.