Unsyiah dan Pemerintah Aceh Kaji Masalah Bencana dan Pembangunan Wilayah
Unsyiah, Pemerintah Aceh, dan ICAIOS akan menjadi tuan rumah bersama penyelenggaraan Konferensi Internasional Ke-15 IRSA pada 22-23 Juli 2019.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Yusmadi
Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Pemerintah Aceh, dan ICAIOS akan menjadi tuan rumah bersama penyelenggaraan Konferensi Internasional Ke-15 Indonesian Regional Science Association (IRSA) pada 22-23 Juli 2019.
Konferensi ini mengusung tema "Bencana dan Pembangunan Wilayah", sebuah tema yang dianggap penting dan strategis oleh para akademisi maupun pengambil kebijakan pembangunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
"Lebih 300 orang praktisi, peneliti, akademisi, dan mahasiswa yang mengkaji masalah-masalah di seputar isu kebencanaan dan pembangunan wilayah akan hadir dalam Konferensi Internasional IRSA yang ke-15 ini," kata Dr Nazamuddin, Ketua Panitia dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah kepada Serambi di Banda Aceh, Jumat (19/7/2019).
IRSA adalah asosiasi profesi ilmuwan sains wilayah di Indonesia yang telah aktif sejak akhir '90-an dan memulai kegiatan konferensi internasional tahunannya sejak tahun 2004.
Menurut Nazamuddin, konferensi IRSA sangat diminati peneliti dari berbagai pelosok Indonesia dan sejumlah negara.
"Kita menerima hampir 350 abstrak artikel ilmiah. Tapi hanya 200 yang bisa diterima untuk dipresentasikan di IRSA ke-15 ini," ujarnya.
Menurut mantan wakil rektor IV Unsyiah ini, peserta akan datang dari hampir seluruh provinsi di Indonesia.
Sebagian bahkan datang dari luar negeri.
Usulan presentasi peserta dari luar negeri datang dari Australia 13 orang, Amerika Serikat (enam orang) Jepang (empat orang) Jerman (tiga orang), Malaysia (tiga orang), Amerika Serikat (enam orang), Filipina (dua orang), dan masing-masing satu orang dari Mexico, Belanda, Turki, dan Inggris.
"Semua peserta datang dengan biaya masing-masing," terangnya.
Baca: Unsyiah Gelar Konferensi Psikologi Internasional
Baca: Unsyiah Siap Ambil Alih Penyertaan 30 Persen Saham Pemerintah Aceh di Perta Arun Gas
Baca: Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal, Ingatkan Segera Bahas APBA 2020, tak Perlu Tunggu DPRA Baru
Selain makalah paparan dari 200 peneliti dan praktisi, ada sejumlah lembaga kajian dan lembaga pemerintah yang akan menampilkan hasil-hasil kajiannya tentang bencana, pembangunan pascabencana, dan pembangunan wilayah secara umum.
"Dengan makalah pada panel-panel diskusi khusus dengan TNP2K, Bappenas, Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kompak, KSI, IBER, dan Bappeda Aceh. Total 300 peserta akan hadir dalam konferensi ini," ujar Nazamuddin.
Sementara itu, Rektor Unsyiah, Prof Dr Samsul Rizal menyatakan kegembiraannya karena Konferensi Ke-15 IRSA ini dilakukan secara kolaboratif bersama unit-unit di Unsyiah dan Pemerintah Aceh melalui Bappeda dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
Selain akademisi dari FEB Unsyiah, kegiatan ini diorganisir bersama oleh PPISB Unsyiah, TDMRC, Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), dan Jurusan Statistika, FMIPA Unsyiah.
"Model kegiatan yang digerakkan oleh multidisiplin ini sangat baik untuk terus kita lakukan, karena bencana, masalah lingkungan, dan masalah pembangunan itu memang memerlukan pendekatan multidisiplin dan interdisiplin," kata Samsul mengapresiasi panitia. (*)