Pemuda Brazil Ini Dapat Hidayah Setelah Pulang Mabuk
Aku kagum dengan wudhu' dalam Islam. Aku tidak mau jauh dengan masjid. Allah telah menuntun saya. (Cassiano)
Saya pun menelepon. Seseorang bernama Ahmad menjawab dari seberang telepon dan berkata, "Mohon maaf karena rombongan kami telah lengkap 15 orang".
Saya berkata, "Benar demikian?"
Dia berkata, "Ya." Kemudian dia bertanya kepada saya, "Siapa nama anda?"
Saya berkata, "Saya Cassiano dan saya benar-benar ingin melakukan umrah. Ini merupakan sesuatu yang baru buat saya. Saya baru memeluk Islam kira-kira 3 tahun."
Dia menelepon saya pagi keesokan harinya dan berkata, "Ada seorang yang tidak dapat pergi. Oleh karenanya anda bisa mengantikan tempatnya."
Alhamdulillah, Allah memudahkan perjalanan saya. Allah memelihara saya. Saya benar-benar dapat merasakannya. Saya merasakan bahwa Allah-lah yang menjaga kehidupan saya dan diri saya.
Kami tiba di kota Madinah. Hotel penginapan kami berdekatan dengan masjid Nabi Muhammad Saw (masjid Nabawi). Kami merasa gembira karena dapat berdekatan dengan tempat mulia ini. Orang-orang di Madinah begitu ramah sekali. Mereka membuka salah satu pintu untuk kami supaya kami bisa melihat bagian makam Nabi Muhammad Saw.
Polisi yang berdiri disisi makam memberitahu saya, "Marilah kesini dan ucapkan salam kepada Nabi". Sayapun melakukannya dan berdoa semoga Allah memberikan bimbingan buat orang tua saya dan semua orang, saya merasa lapang dan mulai menangis.
Selepas ini, kami tinggal tiga hari di Madinah dan mulai perjalanan menuju Mekah untuk bersalin pakaian Ihram. Ketika memasuki Masjidil Haram dan melihat Ka'bah, yang kebetulan waktu itu masuk jadwal shalat dzuhur, semua berbaris untuk menunaikan shalat bersama.
Saya melihat Ka'bah, saya mula menangis kembali dan menangis sepanjang menunaikan shalat. Saya tidak tahu itu terus terjadi. Yang terjadi seolah-olah seperti melakukan shalat lima waktu setiap hari ke arah tersebut dan saya berada disitu seakan sangat lama. Ini tempat yang sangat istimewa. Bagi saya, Masjidil haram merupakan sebuah tempat yang terbaik di muka bumi ini. Saya benar-benar gembira karena dapat berada di Madinah dan Mekkah. Saya sungguh terpesona dan saya sangat terharu.
Keimanan saya menyebabkan hati saya tenang dan mantaf. Saya sungguh-sungguh mencintai Allah. Kalau dulu begitu banyak masalah yang saya hadapi, kini Allah merupakan yang pertama dalam hidup saya tempat mengadu. (Serambinews.com/H)