Opini
130 Tahun Maklumat Perang Aceh-Belanda
HARI ini, 130 tahun lalu atau tepatnya pada 26 Maret 1873, Belanda menyatakan perang terhadap Aceh. Sejarah kelam yang merupakan awal
Merenung peristiwa bersejarah ini, saya teringat sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh Hasan Tiro, dalam bukunya A new birth of freedom, yang diterbitkan di New York, Amerika Serikat, pada 1965, menyebutkan: “Mengenal sejarah memang bukan untuk menguasai masa silam, tetapi dengan sejarah kita masih dapat menguasai masa depan.”
Para ahli sejarah memandang bahwa masa depan itu adalah kelanjutan dan perkembangan dari masa silam, masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan pada masa sekarang. Apa yang kita lakukan untuk Aceh pada masa kini akan berdampak pada masa depan yang akan disikapi oleh cucu-cucu generasi Aceh.
Inilah sedikit kilas balik mengenang 26 Maret, di mana Aceh telah menjadi target operasi Belanda selama 62 tahun. Ini tentu saja bukan penghentian semangat perang di Aceh, melainkan sebuah energi dan vitamin bagi kita untuk mengatakan bahwa udara bebas yang kita hirup hari ini adalah berkat darah para syuhada.
* M. Adli Abdullah, Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, dan Pembina Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah Meunasah Subung Cot Meurak Samalanga. Email: bawarith@gmail.com