Unsur Magis dalam Tradisi Lisan Aceh
ISLAM dalam masyarakat Aceh tidak hanya sebatas ajaran agama, melainkan telah membentuk suatu kultur yang tercermin
Dibandingkan pho dan seudati, nasib merupakan bentuk kesenian yang lebih muda. Nasib tidak mengenal alat musik dan tarian, tetapi dua orang penyair saling debat dan sindir, diucapkan dalam bentuk puisi yang diciptakan secara spontan.
Nasib berasal dari bahasa Arab yang berarti “puisi cinta”, dalam pandangan mistik sebagai ungkapan kerinduan pertemuan dengan yang Maha Pencipta. Menilik pada tradisi yang ada sebelum Islam, mengesankan nasib merupakan suatu bentuk sinkretisme.
Sebelum genre hikayat sebagai pengaruh budaya Islam, telah berkembang tradisi lisan dalam masyarakat Aceh. Pada mulanya merupakan bentuk puisi magis, kemudian berkembang menjadi penyajian yang bersifat profan, seperti terlihat pada perkembangan pho dan seudati.
Nasib merupakan bukti lanjutan hubungan masyarakat Aceh dengan tradisi lisan. Dari nasib berkembang bentuk-bentuk kesenian lain, seperti rateb dengan berbagai corak, rapa-i dabus, dan lain-lain yang menyajikan bentuk puisi yang diciptakan secara spontan.
* Sudirman, PNS pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh-Sumut
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |