Cerpen
Sahabat Terkekang
HARI ini seorang teman menemuiku, setelah sekian lama aku tidak bisa bertemu teman-teman, termasuk
Kami mulai melangkah ke arah gerbang penjagaan. “Kau terlalu berlebihan, santai saja. Terima kasih kau sudah mau mampir ke sini.”
“Aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini, jaga dirimu baik-baik.”
Sambil melambaikan tangan, Maulana meninggalkanku, dia menoleh sekali lagi ke arahku sebelum dia benar-benar keluar.
Itulah temanku, Maulana Akbar Pratama. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Paling tidak sejak dia mendapatkan ‘kebebasan’, yang kini ia pula mengutuk hal itu. Sekarang dia menempuh puluhan kilometer untuk menemui seorang sahabatnya yang sedang direnggut kebebasannya di balik jeruji besi. Hanya untuk berbicara beberapa jam, tidak mengharapkan apa-apa karena sahabatnya itu pun sedang dalam masalah.
Dia berjanji, nanti dia adalah orang pertama yang datang menjemputku saat aku keluar dari penjara ini. Dan aku memberinya tantangan, dia sudah menjadi orang yang berhasil saat aku keluar nanti.
* Muhammad Radhi Nasir, mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah, sekarang sedang bergiat bersama teman-temannya di KUPAS (Komunitas Pojok Apatis).