Lipsus

Tampil Menarik Naluri Manusia

MENGENAI beredarnya kosmetika palsu di Aceh, seorang perias wajah di Banda Aceh, Sri Wahyuni

Editor: bakri
net
ilustrasi 

MENGENAI beredarnya kosmetika palsu di Aceh, seorang perias wajah di Banda Aceh, Sri Wahyuni alias Kak Oneng (37) mengatakan, semua wanita bahkan lelaki pingin tampil menarik. Berbagai cara dilakukan termasuk menggunakan kosmetik untuk pembersih, pemutih, pengawet, dan meremajakan kulit.

“Sayangnya banyak wanita yang menggunakan cara mudah agar terlihat cantik. Kosmetik pemutih sering digunakan, padahal bagi saya putih itu belum tentu cantik. Wajah harus selalu bersih dan sehat baru dinyatakan cantik. Cantik dari dalam juga sangat mempengaruhi,” kata warga Lam Ara, Kecamatan Bandaraya, Banda Aceh, ini.

Menurutnya, upaya memutihkan wajah menggunakan satu produk pemutih saja adalah upaya yang keliru. Baginya, cantik itu tidak mudah didapat tapi harus dengan kesabaran. Cara yang instan hanya akan memberi dampak buruk di kemudian hari.

“Saya juga merupakan korban kosmetik palsu. Tahun 2000 saya pernah beli bedak, saat saya pakai wajah saya jadi alergi, akhirnya saya hentikan. Untuk itu gunakan saja produk yang bersumber dari bahan alami seperti buah dan sayuran,” kata Oneng.

Dikatakan, selain produk yang berbahan alami, menggunakan bahan buah atau sayur secara langsung juga lebih menjanjikan untuk kesehatan kulit. Misal untuk pembersih ia merekomendasikan mentimun dan lemon. Demikian juga untuk pemutih bisa menggunakan beras kencur dan kunyit.

Intinya, perawatan kulit wajah harus dilakukan rutin sejak remaja. Wajah harus sering dibersihkan sebelum tidur dan konsumsi makanan sehat. Makanan sehat bisa berupa buah dan sayur dan juga banyak minum air putih. Dia menyarankan agar rutin facial ke salon sebulan sekali.

“Jika pun harus pakai produk kosmetik, upayakan yang benar-benar aman dengan cara melihat registrasi dari Badan POM. Atau sebaiknya gunakan kosmetik yang direkomendasikan dokter kecantikan. Produk yang saya gunakan untuk merias juga berdasar petunjuk dokter,” katanya..

Dikatakan, bagi wanita yang ingin tampil cantik dan sehat, perawatan ke salon juga cukup baik asal produknya aman. Akan tetapi dianjurkan untuk melakukan perawatan dahulu ke dokter kecantikan baru perawatan rutin ke salon. Lagi-lagi dia menyampaikan, perawatan menggunakan bahan alami akan lebih baik. Hanya butuh kesabaran dalam mengolahnya.

“Pada dasarnya untuk cantik itu memang tak mudah. Syukuri saja pemberian Tuhan dan merawatnya dengan sabar. Saya tak pernah merekomendasikan pemutih, karena selain bisa menyebabkan kanker perusak kulit, juga bisa menyebabkan keracunan dan mual-mual,” imbuhnya.

Selain Oneng, ada warga lain yang pernah terjebak menggunakan kosmetik palsu. Seperti yang dialami Helpan Sari (34), warga Lam Ara. Wanita ini pernah menggunakan pelembab yang dibeli di pasar.

Setelah dipakai, kulitnya terkelupas dan merah-merah. Saat menggunakan bedak itu ia juga tak bisa terpapar langsung cahaya matahari, kulit wajah jadi gatal-gatal dan terasa panas. “Sekarang saya hanya gunakan kosmetik seperlunya seperti alas bedak dan lisptik. Saya berharap jangan ada warga lain yang tergiur cara instan,” katanya.

Lain lagi kisah seorang mahasiswa asal Lamlagang, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh, Nadia (17). Mahasiswi jurusan Ekonomi di UMSU Medan, ini justru tak pernah menggunakan pemutih. Meski ia menyadari kulitnya tak terlalu putih, dia mengaku tak ada niat menggunakan pemutih. Bagi gadis belia yang juga berprofesi sebagai model ini, ia cukup bersyukur dengan warna kulit yang sudah ada.

“Sering-sering aja bersihkan wajah, perhatikan penampilan termasuk rambut, insya Allah akan tampil cantik. Saya hanya sesekali memakai kosmetik, misal kalau ada acara pemotretan. Itu juga jika produknya dijamin aman oleh dokter. Saya tak berani pakai kosmetik yang di pasar, selain tidak terlalu suka, bisa jadi produk palsu,” kata Nadia.

Banyaknya beredar kosmetik palsu harus diimbangi dengan kecerdasan konsumen untuk selektif memilih. Begitulah pendapat Afla Nadia, presenter Kompas TV Wilayah Aceh. Perempuan kelahiran Meulabouh, 5 April 1994 ini mengaku selalu sibuk dengan aktivitas sebagai presenter dan ikut even-even maupun festival. Untuk itu ia harus selalu tampil menarik menggunakan make up (riasan) wajah. “Kebiasaan wanita suka meniru teman dan menanyakan bedak apa yang digunakan. Kemudian membelinya agar tak kalah cantik. Padahal belum tentu bedak itu cocok dan aman. Harus selektif memilih dan jangan suka meniru, syukuri yang ada,” kata mahasiswi FKIP Unsyiah jurusan Bahasa Inggris ini.

Runner up Duta Wisata Aceh 2012 dan Duta Cut Nyak Dhien 2014 ini mengaku selalu menggunakan komsmetik yang aman untuk menghindari kerusakan kulit. Saat tampil di acara seperti Duta Wisata, dan even lainnya, dia pakai make up yang disediakan sponsor. Jadi, ngggak khawatir palsu karena manajemennya jelas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Korban Nova Buat Halaman di Facebook

 

Mengintip Proyek Masjid Raya

 

Realisasi Fisik 55 Persen

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved