Mengenal Hassan Shadily, Sosok di Balik Kamus Inggris-Indonesia yang Fenomenal

Namun, kamus dwibahasa karya John M Echols dan Hassan Shadily ini bisa saja tak tercipta andai Hassan menjadi dokter seperti yang diidamkannya.

Editor: Fatimah
Intisari online
Hassan Shadily, tokoh di balik kamus Inggris - Indonesia yang fenomenal 

Baca: Hal-hal Ganjil dan Brankas Besar di Balik Penggeledahan Vila Mewah Keluarga Zumi Zola

Malah hubungan kerja sama yang awalnya bersifat formal, lambat laun berubah menjadi hubungan persahabatan yang erat, tidak hanya di antara keduanya, tapi juga di antara kedua keluarga mereka. “Kalau ke Indonesia John pasti menginap di rumah saya. Begitu pula kalau saya ke Cornell,” Hassan menceritakan eratnya persahabatan mereka.

Kerja sama dan persahabatan ini terus berlangsung seumur hidup, sampai meninggalnya Prof. Echols tahun 1984, 32 tahun sejak saat ia pertama kali berkenalan dengan Hassan.

Masuk akal jika kematian ini membuat Hassan sangat berduka cita. “Waktu itu saya hampir saja kehilangan semangat mengumpulkan kata-kata baru yang biasanya saya diskusikan dengan John.”

Setelah rampungnya proyek kamus Inggris-Indonesia yang dibiayai oleh Twentieth Century Funds dan Ford Foundation, mulai tahun 1962 Hassan juga sibuk dalam berbagai proyek penyusunan ensiklopedi.

Sampai saat ini sudah tiga buah ensiklopedi rampung tersusun berkat keahlian dan ketekunannya. Ini tidak bisa dibilang prestasi yang kecil, kalau mengingat lamanya waktu yang diperlukan untuk menggarapnya. Bukan luar biasa kalau sebuah ensiklopedi baru rampung setelah dikerjakan selama sepuluh tahun.

Baca: OTT Bupati Jombang, KPK Sita Rp 25 Juta dan 9.500 Dollar AS

Ketiga ensiklopedi itu adalah Ensiklopedi Umum (satu jilid), yang diterbitkan oleh Yayasan Kanisius (1972); Ensiklopedi Indonesia, yang diterbitkan oleh PT Ichtiar Baru dan Van Hoeve (1980); dan Ensiklopedi Tari dan Musik, yang penyusunannya merupakan proyek dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Naskah ensiklopedi yang disebut terakhir ini, yang menurut Hassan bisa dijadikan enam jilid, sampai sekarang belum dipublikasikan.

Karena belum memiliki keahlian dalam teknik penyusunan ensiklopedi, ketika pada tahun 1962 ia mulai menggarap Ensiklopedi Umum, Hassan berkesempatan mempelajan cara kerja redaktur ensiklopedi di luar negeri, termasuk redaktur-redaktur Encyclopedia Americana dan Encyclopedia Britannica.

Tidak bisa disangkal lagi Ensiklopedi Indonesia, yang seluruhnya terdiri atas tujuh jilid dan masing-masing tebalnya lebih dari 500 halaman, merupakan hasil kerja Hassan yang paling besar dan monumental.

Sebagai pemimpin redaksi, ia menjadi penanggung jawab atas semua isinya, serta menjadi orang yang paling berat beban tugasnya selama penyusunan.

Baca: Mengenal Sengatan Ikan Pari yang Menimpa Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin

Ia antara lain harus menyunting dan menyusun secara sistematis bahan-bahan tulisan yang dibuat oleh tak kurang dari 220 orang sarjana dari 45 bidang ilmu pengetahuan. Hassan merampungkan pekerjaannya ini dalam waktu delapan tahun.

Honorarium dan berbagai proyek penyusunan kamus dan ensiklopedi serta royalti dari penjualan buku-bukunya ternyata belum mencukupi nafkah Hassan dan keluarganya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved