Enam Poin Penting yang Terungkap dari Rekaman Johannes Marliem soal E-KTP
Menurut Anang, Andi Narogong pernah bercerita bahwa anggota BPK bernama Agung tersebut memiliki relasi dengan Setya Novanto.
2. Dirut Quadra dan Marliem ingin penyelidikan soal e-KTP dihentikan
Dalam rekaman, terungkap bahwa kedua pengusaha yang ikut dalam proyek pengadaan e-KTP itu ingin penyelidikan yang dilakukan KPK pada 2013 dapat dihentikan.
Dalam rekaman, Anang dan Marliem membicarakan bahwa kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP belum masuk ke tahap penyelidikan KPK.
Baca: AAC 2 Segera Tayang di Banda Aceh
Keduanya berbicara bahwa pada saat itu KPK masih melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket).
Dalam percakapan selanjutnya, muncul kata-kata tentang upaya memadamkan penyelidikan KPK.
3. Saat sarapan pagi di rumahnya, Novanto bilang kepada Andi khawatir dikejar KPK
Andi membenarkan bahwa perkataan itu pernah diucapkan Novanto. Namun, ia tidak memahami maksud perkataan itu.
"Ada Pak Novanto ngomong begitu, tapi prinsipnya saya tidak tahu maksudnya dikejar-kejar KPK," ujar Andi.
Baca: Kapolda Jamin tak Ada Intimidasi
Meski demikian, Andi menduga Novanto komplain karena ia terlibat di langsung di beberapa perusahaan peserta lelang proyek e-KTP.
4. Kepada FBI, Marliem akui penyerahan uang untuk Novanto lewat money changer
Dalam rekaman, Johannes Marliem yang mewakili perusahaan Biomorf Mauritius mengaku pernah diminta beberapa kali menyetorkan uang melalui money changer. Uang-uang tersebut kemungkinan ditujukan kepada Setya Novanto.
Baca: BPJS Ketenagakerjaan dan RSUD Zainoel Abidin Tandatangani MoU
Berikut petikan kata-kata Marliem dalam transkrip wawancara yang ditampilkan jaksa KPK: