Kisah Nyata, Jalani Operasi Agar Bisa Hamil, Wanita Ini Malah Meninggal dan Dimumikan Hidup-hidup

Setelah menyadari kesalahan mereka, tim medis berusaha membersihkan kembali rongga perutnya.

Editor: Faisal Zamzami
Ilustrasi operasi bedah.(THINKSTOCK) 

SERAMBINEWS.COM - Salah satu tujuan rumah sakit adalah memberikan perawatan terbaik agar pasien dapat kembali sehat.

Namun, apa jadinya jika dokter salah memberikan obat dalam perawatan dan justru memumikan pasien hidup-hidup?

Ini terjadi pada wanita Rusia bernama Ekaterina Fedyaeva (28).

Bukannya sembuh setelah operasi, ia justru meregang nyawa karena dokter tanpa sengaja memasukkan cairan formaldehida atau formalin dalam cairan infusnya.

Baca: Jangan Remehkan Posisi Tidur Anda Karena Ada Efeknya, Ahli Jelaskan Posisi Tidur yang Baik

Baca: Tak Setuju Cambuk di LP, Wabup Aceh Besar: Meunyoe Perlei Bek Ditepeu, Cambuk Lam Kama Mantong

Menurut pemberitaan media lokal Rusia RT, Ekaterina berada di sebuah rumah sakit di kota Ulyanovsk, Rusia barat, untuk menjalani operasi laparoskopi yang bertujuan mengangkat kista ovariumnya agar bisa hamil.

  Tragis, prosedur sederhana itu justru membawanya ke kematian setelah staf medis menyuntikkan formalin ke dalam rongga perutnya.

Formalin itu dikira saline atau cairan garam.

Setelah menyadari kesalahan mereka, tim medis berusaha membersihkan kembali rongga perutnya.

Namun, hal ini gagal dilakukan.

Ekaterina sempat hidup selama 14 jam setelah operasi sebelum meninggal karena kegagalan multi organ.

Baca: Cuaca Buruk di Abdya, Pohon Tumbang, Longsor dan Banjir Hingga Disambar Petir

Baca: Hasil Undian Semifinal Liga Europa 2018 - Arsenal Vs Atletico Madrid, Duel Panas Ibarat Final Dini

Tentang formalin

Dilansir IFL Science, Kamis (12/4/2018), formalin adalah kombinasi antara air, melti alkohol, dan formaldehida.

Formaldehida sendiri merupakan bahan kimia sangat beracun yang biasa digunakan untuk pengawetan.

Umumnya formaldehida berbentuk gas pada suhu kamar, tetapi ia dapat dilarutkan dalam campuran air.

Saat formaldehida bersentuhan dengan jaringan hidup, maka ia akan megubah struktur organik dnegan memecah ikatan molekul dalam protein individu dan molekul yang mengandung nitrogen lainnya kemudian menyatukan semuanya.

Baca: Kasus Penipuan Calon Jamaah Umrah di Aceh Barat, Pimpinan Azizi Tour Dituntut 3 Tahun Penjara

Baca: Warga Cot Puuk Gandapura Tertipu Calo Rumah Bantuan, Sudah Jual 4 Ekor Lembu 

Formalin terdiri dari 37 persen formaldehida, jauh lebih kuat dari kebanyakan bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan.

Jika orang dewasa menelan dua sendok makan formalin, ia bisa langsung meninggal.

"Jika cairan ini diberikan lewat infus, dan jika seluruh kantung infus IV disuntikkan ke dalam sistemnya, saya ragu bagaimana ia bisa hidup selama 14 jam. Saya rasa, tidak semua cairan masuk ke dalam sistem tubuh (sehingga ia masih bisa hidup setelah operasi)," kata direktur pemakaman Pennsylvania, Caleb Wilde kepada The Verge, Selasa (10/4/2018).

"Jantung akan memompa cairan melalui sistem arteri agar diedarkan ke seluruh tubuh. Saya hanya bisa membayangkan, rasanya pasti seperti terbakar," imbuhnya.

Baca: Hasil Undian Liga Champions 2018 - Bayern Muenchen Vs Real Madrid, Ulangan Semifinal 2014

Baca: Pecinta Mobil Offroad di Abdya Bersih dan Cat Taman Kota

Menurut pemberitaan RT, pihak medis tidak langsung memberitahukan kepada keluarga apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, kebenaran terungkap setelah kondisi Ekaterina menurun drastis beberapa jam kemudian.

Dalam keadaan koma ia diterbangkan ke Moskow.

Beberapa laporan mengkonfirmasi staf medis yang terlibat dalam operasi dan kepala rumah sakit telah dipecat.

Penyelidikan mengungkap tim medis salah membaca label botol formalin sebelum operasi dilakukan. (The Verge,IFL Science,RT)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved