Cerita Reformasi Birokrasi Ala Sekdes Pondok Gajah, Jamin Surat Selesai dalam Dua Menit
"Di Jakarta, berapa lama dibutuhkan waktu mengurus selembar surat desa? Di Pondok Gajah ini cukup dua menit,"
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Meraih berbagai penghargaan sebagai desa dengan administrasi paling tertib di Bener Meriah. Gubernur Aceh Zaini Abdullah pernah memintanya datang ke Banda Aceh, menceritakan pengalamannya mengurus desa.
"Saya hanya berbagi pengalaman saja. Apa yang kami lakukan, adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan desa," katanya merendah.
Desa Pondok Gajah termasuk desa yang pertama sekali mampu menyelesaikan program rencana pembangunan desa. Pernah suatu ketika, sejumlah kepala desa di Bener Meriah "menumpang" di Kantor Desa Pondok Baru untuk menyelesaikan tugas menyusun rencana pembangunan desa.
"Mereka tidur di ruangan ini," katanya seraya menunjuk beberapa ruangan kantor desa tersebut.
Des Pondok Gajah berada "terdepan" dalam administrasi desa, karena pernah menjadi desa binaan sejumlah lembaga swadaya masyarakat.
Salah satunya LSM GeRAk atau Gerakan Anti Korupsi.
"Alhamdulillah kami mendapat banyak bimbingan dari sejumlah pihak, termasuk LSM," ujarnya.
Perihal nama Pondok Gajah, diceritakan bahwa, kawasan itu tempat perlintasan gajah dulunya. Di sana juga terdapat perkebunan teh pada masa Belanda.
Para pekerja perebunan membangun pondok-pondok tinggal di sana.
"Karena ada pondok-pondok dan sering dilintasi gajah, kemudian mesyarakat menyebutnya sebagai Pondok Gajah," kisah Pak Ucok tentang muasal nama desa itu.
Baca: Aceh dan Politik Birokrasi
Kepada tamu yang berkunjung ke rumahnya, Pak Ucok menyuguhkan minuman teh dan kopi yang dipetik di kebun sendiri.
"Ini tehnya. Tumbuh di halaman rumah. Tinggal petik dan kerinhkan sendiri. Lalu sajikan. Nah selamat dinikmati," katanya seraya menyodorkan cangkir berisi teh Pondok Gajah. (*)